3 AGENDA PENTING PRESIDEN PRABOWO

3 AGENDA PENTING PRESIDEN PRABOWO:
LAPANGAN KERJA, PEMBASMIAN KORUPSI, DAN PEMBATASAN IMPOR

Oleh: Azwar Siregar

Sudah pasti Pak Prabowo jauh lebih pintar dari saya. Begitu juga para Politikus ternama di Negara kita ini.

Tapi mungkin jauh lebih tega. Lebih tidak perduli. Khususnya kalau untuk menghukum mati kejahatan Korupsi.

Makanya kalau visi Pak Prabowo Indonesia Emas 2045, artinya kurang lebih 25 tahun kedepan, saya yakin akan tercapai. Tapi kalau saya yang jadi Presiden, cukup 10 tahun. Visi Indonesia Emas atau Indonesia jadi Negara Maju bisa tercapai.

Kunci pokoknya menurut saya ada di tiga hal. Yaitu Penyediaan Lapangan Kerja, Pembasmian Korupsi, dan Pembatasan Impor. Ketiganya saling berkaitan juga.

Penyediaan Lapangan Kerja sangat penting. Semua Negara-negara Kaya dan Maju memiliki Lapangan Kerja yang melimpah. Saking melimpahnya, bahkan butuh tenaga kerja dari Negara lain.

Sebaliknya, Negara-negara miskin kekurangan Lapangan Kerja. Sampai-sampai warga negaranya harus mencari Pekerjaan ke Negara lain.

Kalau Warga Negara kita di usia produktif ada 190 juta orang, maka harus tersedia 300 juta Lapangan Kerja. 190 juta untuk rakyat kita dan bisa memilih. Sisanya untuk kuota pekerja asing. Semakin banyak semakin bagus lagi.

Jadi kalau kita mau jadi Negara maju, salah satu tugas utama Pemerintah adalah menciptakan ratusan juta Lapangan Kerja.

Dimulai aja dulu dari yang mudah. Yaitu Lapangan Kerja yang memproduksi barang yang kita harus impor. Jadi satu kerja dua masalah teratasi.

Misalnya sampai saat ini kita masih mengimpor Sapi 150 ribu ton setiap tahun.
Coba Pemerintah bantu rakyat kita jadi Peternak sekaligus Pengusaha Peternakan Sapi.

Banyak daerah yang sangat cocok menjadi wilayah Peternakan Sapi. Misalnya NTT dan Kampung saya, Padang Bolak. Di era tahun 80-an pernah menjadi Lumbung Sapi Nasional.

Bantu rakyat menjadi Peternak sekaligus Pengusaha Peternakan Sapi. Kalau pekerjanya sudah sampai harus ambil dari Negara lain, artinya bangsa kita sudah sangat sejahtera.

Apa lagi yang kita impor?

Buanyak....

Hampir disemua bidang. Mulai dari Tekhnologi, hasil tambang, pertanian, bahkan ikan dan garam. Padahal konon Negara kita adalah Negara Maritim dan sekaligus Negara Agraris.

Coba Pemerintah fokus membuat Lapangan Kerja yang sekaligus mengurangi impor kita. Yang mudah-mudah aja dulu. Misalnya bantu rakyat jadi Peternak sekaligus Pengusaha Sapi. Jadi Petani sekaligus Pengusaha Singkong. Nelayan sekaligus Pengusaha Ikan. Petambak sekaligus Pengusaha Garam.

Saya sendiri usahanya dibidang Pemurnian dan Mesin Pemurni Air Minum.

Anda tahu, semua produk dan barangnya adalah Impor!

Padahal misalnya Karbon Aktif. Bahannya terbuat dari Batubara atau Batok Kelapa. Tapi 99 persen Karbon aktif kita impor dari China.

Ada juga filter sediment. Bahannya dari kayu atau bonggol jagung. Tapi tetap saja masih lebih banyak yang kita impor dari China.

Ayo lihat. Semua barang yang kita impor tersebut bahannya melimpah-ruah di negara kita. Bahkan sering dibuang jadi sampah.

Coba hal-hal yang mungkin dianggap remeh-temeh seperti ini mulai kita seriusi. Sama dengan 30-40 tahun yang lalu ketika China belum jadi Negara maju. Peniti saja mereka produksi untuk ekspor ke Negara lain.

Lanjut poin yang terakhir, Pemberantasan Korupsi.

Saya yakin semua juga tahu, cara paling efektif untuk memberantas Korupsi adalah dengan Hukuman Mati.

Undang-undang kita juga sudah mengakomodir hukuman mati buat koruptor.

Tapi pertanyaannya "Apakah sudah ada Koruptor yang dihukum mati di Negara kita?" Kalau dikasih remisi, buanyaakkkkkk....

Coba kita lebih serius dengan pemberantasan Korupsi ini. Tidak perlulah ancaman hukuman mati kalau kita tidak tega. Cukup pemiskinan dan tanda mata. Misalnya potong telinga,, tangan dan kaki.

Korupsi di atas 1M, potong telinga kiri. Di atas 3 M, sekaligus telinga kanan. Kalau di atas 5 M, ikut tangan kiri, 10 M ikut tangan kiri. 20 M, ikut kaki kiri, di atas 50 M, ikut kaki kanan. Kalau diatas 100 M, sekalian di kebiri...

Gimana kalau yang triliunan? Ya langsung gantung sampai mati!

(*)
Baca juga :