Tau kenapa universitas di Malaysia bisa jauh lebih maju dibanding Indonesia?
Singkatnya karena iklim akademik disana jauh lebih terasa akademik dan terasa internasional.
Kampus-kampus negeri di Malaysia bisa lho menarik orang-oramg berkualitas dari luar negeri.
Pertanyaannya, kenapa orang-orang luar negeri mau ngajar di Malaysia, padahal status kerjanya kontrak selamanya (bukan permanen)?
Jawabannya, ya karena worth it. Bukan karena pingin dibayar di akhirat. Bukan karena diiming-imingi kalo kerja di Malaysia pasti masuk surga.
Universitas negeri di Malaysia punya standardisasi gaji sesuai jabatan akademiknya. Standar ini berlaku untuk dosen lokal maupun internasional.
Gambar yang saya aplot di bawah ini salah satu contoh lowongan dosen di UTeM (Universiti Teknikal Malaysia Melaka), kampus negeri di Melaka. Lowongan ini tertuju khusus untuk warga Pakistan untuk memenuhi kuota internasional.
Gaji (Take Home Pay) yang ditawarkan starting RM 7,405 atau sekitar Rp 26 jutaan/bulan. Ini tuh rinciannya gaji pokok RM 5,000-an dan sisanya tunjangan.
Meskipun ada gaji pokok dan tunjangan, semua itu didapat secara FIXED alias pasti setiap bulannya.
Dengan gaji segitu, biaya hidup di Melaka atau daerah lain (selain KL/kota-kota besar) itu itungannya MURAH. Seriusan.
Universitas di Indonesia juga punya standar gaji, tapi standar rendah, hehe. Dosen bisa kaya/sejahtera tapi harus mroyek sendiri-sendiri. Sangat politis.
Dah gitu di Indonesia apa-apanya mahal, kecuali nasi kucing.
Oleh: Hendy Mustiko Aji
(WNI dosen di Malaysia)
👇👇