Setelah Dua Meninggal... FK Undip Akui Ada Bullying Berupa Iuran Puluhan Juta ke Junior di PPDS

[PORTAL-ISLAM.ID] Kasus tewasnya mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis Universitas Diponegoro (PPDS Undip) dr Aulia Risma Lestari memasuki babak baru.

dr Aulia Risma dipastikan mengalami tindakan bullying atau perundungan oleh oknum seniornya.

Informasi bullying terhadap dr Aulia Risma dibenarkan oleh Direktur Operasional RSUP dr Kariadi Semarang, Mahabara Yang Putra.

Meskipun demikian, belum diketahui siapa oknum yang melakukan bullying kepada korban.

"Kasus perundungan memang ada, oknumnya siapa sedang dicari," katanya, dikutip dari TribunJateng.com.

Mahabara melanjutkan penjelasannya, adapun modus pelaku mem-bully dr Aulia Risma dengan menyalahgunakan posisinya sebagai senior.

Mahabara menginformasikan hingga kini polisi masih bekerja guna mengungkap sosok senior tersebut.

Oleh karenanya, aktivitas PPDS Anestesi Undip di RSUP dr Kariadi Semarang masih dihentikan sementara untuk memudahkan aparat mengungkap kasus ini.

"Dihentikan sampai kapan? Ya sampai kepolisian menemukan siapa yang melakukan perundungan," jelasnya.

FK Undip Akui Ada Bullying Berupa Iuran Puluhan Juta ke Junior di PPDS

Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Undip dr. Yan Wisnu Prajoko mengakui adanya bullying di PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) Anestesi berupa iuran Rp20juta hingga Rp40juta.

Pungutan dibebankan kepada mahasiswa baru, waktunya selama 6 bulan atau 1 semester. 

Dia mengatakan pungutan disebabkan kesalahan sistem kerja yang berat, pungutan dari para junior digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri termasuk para senior mereka selama menjalani PPDS di RSUP dr Kariadi.  

“Untuk gotong royong konsumsi, tapi nanti ketika sudah semester 2 (tidak lagi), gantian yang semester 1 (yang iuran), terus begitu,” kata dr. Yan Wisnu di Undip, Jumat (13/9/2024).

Uang itu, selain digunakan untuk makan, ternyata juga digunakan untuk membayar operasional lainnya, mulai dari bayar kos di dekat RSUP dr Kariadi hingga sewa mobil. 

Mereka yang iuran berasal dari 7 hingga 11 mahasiswa semester 1.  

“Mereka menyampaikan ke tim investigasi seperti itu, temuan yang signifikan itu,” sambungnya.  

Dia mengakui iuran terbesar ada di prodi anestesi. Di prodi lain, ada iuran seperti itu namun tidak sebesar di anestesi. Dia menjelaskan, apapun alasannya iuran itu, pungutan seperti itu tidak bisa dibenarkan.

“Saya sampaikan, di balik rasionalisasi apapun orang luar melihatnya kurang tepat. Jadi perundungan (bullying) tidak selalu penyiksaan, tetapi by operationalnya ya, konsekuensi dari pekerjaan mereka,” tandas Yan Wisnu.  

Selain dr Aulia Risma Lestari yang meninggal, selang beberapa waktu kemudian ayahnya menyusul wafat.

Ayah dr Aulia meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Selasa (27/8/2024) dini hari.

Sang Ayah mengalami drop setelah mengetahui anaknya yang menjadi PPDS anastesi meninggal dunia.

Baca juga :