Kelirunya orang kaya Peter F Gontha dan Rocky Gerung, apa sih?
Melemparkan kritik di saat masyarakat tengah eforia dengan penampilan Timnas bal-balan.
Harusnya milih diam walo poin-poin kritiknya masuk akal 😹
“Halahh bacottt…itu timnas Prancis juga orang Afrika thok”
Mereka lupa. Kultur bal-balan Prancis tidak dibangun instan. Liganya sudah mapan, pemain-pemain yang disebut datang dari “tempat lain” tersebut juga mayoritas merumput di liga dalam negeri Prancis.
Ada atau tidak ada pemain pendatang, opsi pemainnya melimpah!
Liga Endonesa, seperti sering saya katakan, tidak ada perkembangan yang signifikan. Kalo dibanding era Galatama (era pertama Liga Indonesia), jauh mengalami kemunduran.
Jepang mengalami kemajuan pesat sepakbola setelah membenahi liganya, yang ironisnya, salah satunya setelah mencontoh Liga Galatama Indonesia.
Demikian juga Korea Selatan. Liganya diperbaiki! Itu pondasi terbaik untuk membangun timnas yang kuat.
“Halah bacottt… Brazil, Argentina, liganya awut-awutan, ga menarik, mainnya kasar, tapi tetep jadi kampiun!”
Lah kan salah lagi. Bal-balan itu bagi mereka adalah agama. Anak lahir ceprot langsung bisa main bal-balan. Setelah dewasa diekspor dan sanggup merajai liga-liga top.
Bayi-bayi di sana kalo rewel nyari bola. Setelah bola dikelonin. Tidurnya nyenyak, senyum-senyum, mimpinya tetap masuk akal: juara dunia!
Di sini lain. Bayi-bayinya kalo rewel mau dikasih susu ikan. Biar bisa bal-balan? Ya ngga, biar bisa mengarungi Selat Sunda!
😁
(By Mat Dogol)