RAKYAT BUKANLAH PARPOL (Kajian Kecil atas Penolakan Warga terhadap RK)

RAKYAT BUKANLAH PARPOL
(Kajian Kecil atas Penolakan Warga terhadap RK)

Oleh: M Arief Pranoto

Kejadian 'pengusiran' oleh warga terhadap Ridwan Kamil (RK) di pemakaman mBah Priok, Jakarta Utara dan di Rawa Bunga, Jakarta Timur, termasuk 'penolakan halus' JakMania terhadap RK yang ingin silaturahmi dengan suporter Persija merupakan realitas politik di Jakarta ---bahkan di Indonesia--- bahwa rakyat ternyata bukanlah partai politik (parpol).

Jika boleh disusun asumsi, bunyinya begini:

"Parpol adalah rakyat, tetapi rakyat bukanlah parpol. Rakyat ada dimana-mana."

Dengan demikian, dukungan banyak parpol ataupun back up penguasa, misalnya, bukanlah jaminan kemenangan bagi si calon di suatu Pemilu. Pilihan parpol belum dan bukan pilihan rakyat.

Nah, refleksi atas tiga kejadian terhadap RK di atas, tampaknya mesin politik KIM Plus selain harus mengkaji ulang para calon, juga kudu mengubah strategi -- kalau perlu menerapkan creative destruction (terobosan merusak) tatkala mengusung calonnya. Kalau tidak, ia bakal dipermalukan serta kalah dalam kontestasi politik.

Bagi penguasa, cuma ada satu jalan untuk meng-goal-kan calonnya, ia terpaksa memainkan dogma komunitas hacker dunia:

"Siapa menguasai algoritma big data, dia pemenangnya!"

Demikianlah adanya, demikian sebaiknya.

(*)
Baca juga :