Perhatikan tanggalnya... 12 September dan 22 September

Perhatikan dua tanggal penting ini:

12 September: Para Kapolres, Kapolda, Kapolri dikumpulkan di IKN untuk mendengarkan arahan presiden

22 September: Rencana Apel Akbar Pasukan Berani Mati Pembela Jokeri di Monas. Tapi ini baru rumor. Apakah akan terlaksana? Saya tidak tahu. Tapi saya pesimis ini akan terjadi.  

Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah dia kalap karena sudah tersudut? 

Kemarin di Golkar memang "berhasil" mendudukkan anak asuhnya di pucuk pimpinan. Tapi kursinya nggak kuat. Masih goyah. Bisa saja ketendang lewat Munaslub. 

Saya dengar tidak seorang pun di Dewan Pertimbangan Golkar yang senang dengan anak asuh ini. Hanya waktu saja yang akan menentukan apakah akan ada Munaslub untuk memilih ketua umum baru. 

Jokeri sendiri tidak dapat apa-apa. Dia nggak jadi Ketua Dewan Pertimbangan Golkar. Bahkan tidak jadi anggota Dewan Pertimbangan. 

Mengandalkan belas kasihan Mbah Wowo untuk melindungi dirinya dan keluarganya? Ini politik, Bung! Orang yang paling loyal sekalipun akan beralih kalau kepentingannya terancam. Mbah Wowo juga harus berhitung menjaga kekuasaannya.

Dalam politik dinasti, titik paling lemah adalah ... ya keluarga. Dan akhir-akhir ini terungkap bahwa biarpun Jokeri pura-pura miskin lagi (naik Innova, batiknya tidak lagi cerah, etc.), kelakuan anak dan mantunya yang bermewah-mewah itu membikin publik marah.

Antipati terhadap keluarga Jokeri akhirnya menghapus semua kapital politik yang dia miliki. Bahkan sampai saat ini, saya tidak melihat jalan keluar untuk Jokeri. Posisi si Gibas menjadi wapres juga goyah. Bukan tidak mungkin nanti wapres baru akan diangkat oleh MPR. Sangat mungkin justru itu datang dari golongan banteng. Kalau ini terjadi, Jokowi jelas ditelanjangi dari semua kekuasaan.  

Dengan kata lain, Jokeri sudah tersudut. Dia tidak punya jalan keluar yang terhormat. Ya, karena ulahnya sendiri. 

Silahkan baca artikel terbaru saya: 


(Made Supriatma)

Baca juga :