Kunjungan Paus menyisakan sejumlah Kontroversi

Oleh: Faisal Lohy

Kunjungan Paus menyisakan sejumlah kontroversi. Salah satu paling mengemuka turut diungkap The Strait Times dalam berita berjudul "Indonesian police detain seven in a failed plot to attack Pope Francis."

Media asal Singapura itu menyoroti kesuksesan Densus 88 tangkap 7 orang pelaku kejahatan yang merancang provokasi dan tindak teror, serangan terhadap Paus Fransiskus selama berkunjung di Indonesia.

Densus menemukan sejumlah alat bukti, salah satunya bendera dan lambang ISIS. Cara berfikirnya udah bisa dipahami. Rencana tindak teror terhadap Paus yang entah benar atau hasil rekayasa ini, hendak dikaitkan langsung dengan umat dan ajaran Islam.

Untuk memperkuat alasan tersebut, Densus menyebut, salah satu motif terkemuka pelaku karena marah dengan kebijakan pemerintah mengganti azan dengan running text untuk suksesi Misa Akbar di GBK kemarin.

Ternyata kebijakan running text azan manfaatnya luas, selain memicu kontroversi, adu domba, polemik di masyarakat, juga bisa menjadi alasan yang melegitimasi kerja Densus menangkap pelaku terduga yang merencanakan provokasi, penyerangan dan tindakan terorisme.

Silahkan dikaitakan dengan ISIS. Jelas sekali ada perbedaan antara ISIS dan ajaran Islam. Pertama, ISIS adalah organ rekayasa Amerika, Israel dan Barat sebagai proxy untuk suksesi kepentingan imperialismenya mereka di dunia termasuk Indonesia. Ini pengetahuan umum yang sudah terbongkar sejak perang Suriah berlangsung.

Kedua, karena ISIS adalah hasil rekayasa, sejauh ini yang nampak ISIS sama sekali tidak merepresentasikan ajaran Islam. Bahkan mendistorsi ajaran Islam. ISIS tidak sejalan dengan Islam, bahkan bertentangan.

Maka jangan kaitkan ISIS dan Islam. Jangan jadikan momen ini untuk kembali ngotot menuduh, menyerang ajaran Islam dan umat Islam Indonesia radikal, teroris sebagai pembenaran untuk legitimasi proyek moderasi agama yang basisnya adalah liberalisasi agama.

Semakin Densus dan pemerintah bersuara hubungkan dugaan rencana tindak teror terhadap Paus dengan Ajaran Islam dan Muslim, semakin masyarakat mengerti. Lagu lama kaset baru, ciptakan, manfaatkan momen kedatangan Paus untuk tingkatkan penyerapan dan penggunaan anggaran penangan teror oleh Densus.

Jangan buat umat Islam Indonesia semakin paham dan antipati dengan Densus dan pemerintah. Ngotot jadikan Islam sebagai tertuduh demi proyek dan uang dibalik upaya program moderasi beragama (liberalisasi agama), penanganan deradikalisasi dan tindak terorisme.

(*)
Baca juga :