𝐊𝐨𝐧𝐬𝐭𝐢𝐭𝐮𝐞𝐧 ≠ 𝐏𝐞𝐧𝐨𝐧𝐭𝐨𝐧 𝐁𝐨𝐥𝐚
Salah satu kekonyolan keder parTAI dalam membantah-bantahi kritik konstituen terhadap parTAInya adalah membuat analogi menyamakan konstituen dengan penonton bola yang hanya bisa berisik di luar lapangan saja, sedangkan yang bersusah-payah adalah para pemain & pelatih. Intinya, penonton enggak usah lah pada berisik!
Pertanyaannya: benarkah analogi yang demikian ❓
Well, boleh-boleh saja konstituen disamakan dengan penonton bola…
Akan tetapi harus diingat bahwa: klub bola takkan hidup tanpa ada penonton / penggemar.
Apabila pertandingan tiada yang menonton, tiada yang mau beli merchandise asli, maka apa bakal ada perusahaan sponsor yang mau pasang iklan…?
Apa bakal ada yang mau menyiarkan secara langsung pertandingannya…?
Well, absolutely not. Because NO MONEY in it, mate!
Silakan saja bermain seru dan penuh teknik dan full gocekan di lapangan, namun ketika tak ada yang menonton, tak ada supporter, maka memangnya bisa terus main 2x11 orang itu di lapangan kayak begitu…?
Begitu cara berpikirnya yang lurus.
Oh iya, yang namanya konstituen itu bukan cuma sekadar "penonton", tidak.
They are more than just that. Karena konstituen itu ikut terlibat di dalam kehidupan bernegara baik secara sosial, politik, dan ekonomi, yaitu sebagai:
- pemilih,
- donatur, dan
- pembayar pajak.
Jadi enggak usahlah pakai analogi-analogi konyol begitu. Cukup dengarkan suara konstituen, dan DIAM. Kemudian sampaikan ke pimpinan.
Paham kan ya sampai di sini…?
(Oleh: Arsyad Syahrial)