Hikmah Tupperware... "Demikianlah hari-hari (kejayaan) itu Kami pergilirkan di antara manusia..." [QS Ali 'Imran:140]

Membaca berita tentang kebangkrutan tupperware, sesaat aku agak membeku.

Iya, sesuatu yg pernah begitu sangat sukses gemilang, lalu sampai pada ujung masa jayanya, selalu menghadirkan sebuah rasa nelangsa.

Walau heran juga sih sama manajemennya, kok bisa utangnya sebanyak itu.

Tapi dengan bangkrutnya tupperware, aku merasa telah berakhir sebuah era.

Tupperware ini seperti simbolik kejayaan orang-orang yg ada di generasi milenial.

Dan tupper ini tumbang karena nggak bisa beradaptasi dgn tuntutan kemajuan jaman.
(Tapi kita jangan sampai tumbang yaa.)

Sementara gen Z, apalagi gen Alpha nggak punya keterikatan batin dgn si tupper ini, kecuali rasa trauma, bagi yg sempat ngilangin tupperware mamanya 🤣🤣

Lalu aku berpikir, sejaya ini, hampir semua perempuan punya tupper ini, bahkan tupper ini menjadi simbol kasta bagi ibu2 di bumi pertiwi.

Tupper ini dipajang cantik di lemari, sebagai barang koleksi.

Saat anak pulang sekolah, mengecek tas anak tupper duluan yg dicari 😁😁

Sampai klo ketinggalan, tak segan di grup kelas bertanya "ada yg ngeliat  botol tupper anakku gak?"

Bahkan gara2 tupper, adab pada guru terabaikan.
Ringan saja menyuruh-nyuruh guru.

"Bu guru, botol tupper anakku warna ungu ketinggalan di kelas, tolong simpankan ya bu guru."

"Bu guru, kayanya tempat bekal tupper anakku ketinggalan di kantin, tolong cariin bu guru, simpenin dulu aja, warna pink, sama botolnya juga satu set tadi dia bawa,"

Ampuuuun, guru disuruh2 seenaknya, anaknya yg ceroboh guru yg dibuat repot. Kadang guru udah di ruang guru, disuruh cek ke kelas yg ada di lantai 3, kadang guru udah di parkiran,  disuruh balik ke kantin sekolah nun jauh di belakang.

Di rumah tentu saja si anak juga kena marah.

Apa jangan2 tupper bangkrut karena doa anak-anak yg merasa tersakiti karena pernah dimarahi sedemikian rupa hanya karena menghilangkan barang plastik ini? 😁😁

Jeritan hati para anak-anak (dan suami) yg merasa heran, ada apa sih sama tupper ini kok segitunya mama seolah dunia mau berakhir kalau sampai tupper ketinggalan/hilang. 😁😁

Btw, aku punya banyak tupper, ada set piknik lengkap pula. Tapi semuanya kado. Eh pernah beli juga deh, beli botol minum tupper 5 warna berbeda, karena memang perlu banget buat anak bawa minum ke sekolah. 

Waktu itu takut banget beli botol lain yg katanya standar plastiknya gak sesuai dgn syarat kesehatan, ya begitulah.

Apapun itu, tupper memang sejarah.

Pernah membuat kita senang melihat2 katalognya, warna2nya yg cantik menyala.

Dan aku pernah melongo-longo betapa temanku yg agen besar tupper ini pernah mengurus arisan tupper ini sampai seribuan member. Iya seribu lebih member.

Belum lagi yg membeli dgn cara cicilan, amboi, satu set mangkok dicicil 12 bulan 😥

Aku merasa tupper ini memang mahal. Misal ya sebuah bowl aja itu harganya bisa 90 ribu. Tapi temenku bisa kasih harga nyaris separuhnya ke aku, ternyata karena dia distributor/agen besar. Dulu dia punya ruko khusus memajang tupper. Mungkin karena sistem jualnya MLM, jadi tiap jenjang ada margin tersendirinya, sehingga harga di ujung (di tangan customer) jadi mahal. 

Untuk teman-teman yg distributor/reseller/agen tupperware, semoga stok barangnya tetap laku terjual yaa. Insyaallah tetap akan dicari, apalagi ini akan jadi barang langka.
Tetap semangat yaaa.

Thank you tupperware, kamu pernah mengisi hari-hari kami. 
Kamu pernah menjadi bagian yg sangat dekat dgn hidup kami, dan sampai hari ini juga masih kami pakai. Mungkin sebelum semuanya ilang, perlu juga 1 disimpan sebagai kenangan, sebagai bukti bahwa kita pernah sedemikian mesra, bahwa kamu pernah sedemikian berjaya.

Dari tupperware kita belajar, berdiri lebih dari 80 tahun, semua ada masa jayanya, dan semua juga ada akhirnya.

(By Fitra Wilis Masril)

*fb penulis
Baca juga :