Siapa tahu Menteri 2024 mau revisi:
1. Sistem zonasi itu niatnya baik. Tapi siapapun yang merumuskannya lupa: penyebaran sekolah negeri di Indonesia itu tidak merata.
2. Di sebuah kota, ada 1 kecamatan dia punya 8 buah SMA negeri, sementara kecamatan-kecamatan lain nggak punya SMA blas. Gimana coba logikanya?
3. Saat sekolah tidak tersebar secara merata (pun kualitasnya), maka murid yang tinggal jauh dari sekolah negeri tsb, terima nasib, dia kesulitan lolos lewat jalur zonasi. Daaan, curang, suap terjadi dimana-mana.
Nah, apa solusinya?
1. Silahkan teruskan zonasi, sudah kadung, nanti kalian jejeritan kalau diganti, tapi ada satu hal yang penting sekali diubah, dan ini sangat mudah.
2. Masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) kembalikan seperti dulu. Semua mahasiswa harus lewat jalur test terpusat. HAPUS Seleksi Raport.
3. Kenapa zonasi itu semakin buruk dampaknya? Karena ada jalur masuk PTN yang mendiskriminasi sekolah-sekolah. Jalur nilai raport. Sekolah A bagus, kasih skor lebih tinggi. Sekolah B jelek, skor lebih rendah. Wah, tambah kacau nasib anak-anak yang pintar tapi jauh dari sekolah top.
4. Tidak perlu ada UN, tidak masalah. Lupakan saja UN, Ebtanas, dll. Tidak penting. Tapi siapapun yang mau kuliah, mereka harus ikut test. Namanya juga mau kuliah toh?
5. Tapi, tapi kasihan dong, anak-anak ini belajar SD, SMP, SMA saat masuk kuliah, nasibnya tergantung test 2-3 jam? Memang. Tapi itu jauh lebih fair. Nah, kamu (Pemerintah/Kemendikbud) bisa buat test ini berkali-kali. Misal 3x sebelum semester baru. Kasih mereka 3x gelombang seleksi. Kalau 3x test nggak lolos-lolos juga, mungkin kesempatannya ada di tempat lain.
Seriusan, sistem zonasi, seleksi PTN dengan raport, belum lagi jalur mandiri, belum lagi tarif SPP sesuai penghasilan orang tua, membuat bibit mahasiswa baru ini lemah.
Sorry, 20 tahun kalian pakai sistem ini, coba jawab pertanyaan ini: di mana ranking PTN-PTN kita hari ini di tingkat internasional? Naik atau turun? Dibanding Malaysia saja kita semakin tertinggal. Dulu, orang-orang Malaysia kuliah di sini, hari ini terbalik. Apalagi dibanding Singapura, Thailand, Australia, jauuuh tertinggal. Sadarlah dikit.
(By TERE LIYE)