[PORTAL-ISLAM.ID] SEMARANG - Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor mendadak mengambil alih kepengurusan PW GP Ansor Jawa Tengah. Dengan demikian, Konferensi Wilayah (Konferwil) Ansor Jateng yang seharusnya dilaksanakan akhir Agustus atau awal September resmi batal.
Pengambil alihan kepengurusan PW GP Ansor Jawa Tengah tertuang dalam surat caretaker kepengurusan dengan nomor: 1079/PP/SK-01/IX/2024 tentang pengesahan penunjukan tim caretaker Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Tengah tahun 2024 yang ditandatangani oleh ketua umum PP GP Ansor, H. Adin Jauharudin, dan sekretaris jenderal H. A. Rifqi Al Mubarok tertanggal 6 September 2024.
GP Ansor Jateng Diambil Alih Jelang Konferwil, Abdur Rahman : Tidak Masuk Akal, Bermuatan Politis dan Sarat Kepentingan
Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Semarang menanggapi pengambilalihan kepengurusan (caretaker) Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor Jateng oleh GP Ansor Pusat.
GP Ansor Kota Semarang menilai caretaker GP Ansor Jateng oleh pengurus pusat karena tidak menjalankan kewajiban organisasi merupakan alasan yang tidak masuk akal.
Ketua GP Ansor Kota Semarang, Abdur Rahman menyayangkan adanya caretaker tersebut, karena saat ini proses Konferensi Wilayah (Konferwil) untuk mendapatkan pengurus baru GP Ansor Jateng sedang berjalan.
"Caretaker pengurus PW GP Ansor Jawa Tengah tidak masuk akal karena sudah ada panitia, artinya proses Konferwil sudah berjalan," kata Abdur Rahman, Sabtu (7/9/2024).
Abdur Rahman menjelaskan pengambil alihan kepengurusan PW GP Ansor Jawa Tengah tertuang dalam surat caretaker kepengurusan dengan nomor: 1079/PP/SK-01/IX/2024 tentang pengesahan penunjukan tim caretaker Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Tengah tahun 2024.
Surat caretaker ini ditandatangani oleh ketua umum PP GP Ansor, H Adin Jauharudin, dan sekretaris jenderal H A Rifqi Al Mubarok tertanggal 6 September 2024.
Dalam surat tersebut juga dinyatakan tidak dilaksanakannya kewajiban kepengurusan pimpinan wilayah sesuai ketentuan peraturan dasar GP Ansor bab XII tentang hak dan kewajiban kepengurusan.
"Kemudian peraturan rumah tangga GP Ansor bab VIII tentang kewajiban kepengurusan dan peraturan organisasi GP Ansor tentang pembentukan pengurus pimpinan organisasi," terangnya.
Selain itu, surat tersebut juga menyatakan alasan caretaker karena adanya pengunduran diri ketua panitia pelaksana Konferwip GP Ansor Jateng.
Sehingga pelaksanaan Konferwil GP Ansor Jawa Tengah tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Abdur Rahman menyampaikan alasan caretaker karena pengunduran diri ketua panitia sebagaimana tertulis dalam surat caretaker merupakan hal yang tidak masuk akal atau mengada-ada, sebab sudah ada yang menggantikan.
"Ketua panitia pamit mundur setelah pelaksanaan Pra Konferwil, beliau mundur karena akan maju berkontestasi sebagai kandidat ketua PW GP Ansor Jateng," terangnya.
Jadi, lanjut dia keputusan caretaker pengurus GP Ansor Jateng karena mundurnya ketua panitia adalah sebuah alasan yang tidak masuk akal.
Ia menilai dengan berjalannya kegiatan Pra Konferwil sudah menunjukkan kesiapan kader dalam menyambut proses persidangan yang menentukan berbagai kebijakan yang krusial untuk kemajuan GP Ansor di Jateng.
"Materi-materi Konferwil sudah dibahas semua, tinggal pengesahan dalam Konferwil, mustinya Konferwil tinggal teknis dan menunggu tanggal dari pusat (PP GP Ansor), bukan malah diambil alih," terangnya.
Abdur Rahman melihat caretaker tersebut bermuatan politis untuk memuluskan salah satu kandidat yang telah disiapkan.
Selain itu, menurut Abdur Rahman caretaker tersebut sebagai upaya menjegal kandidat lain yang secara hitungan didukung oleh mayoritas Pimpinan Anak Cabang (PAC) se Jateng, yaitu Gus Shidqon Prabowo.
"Sudah banyak cabang dan PAC se Jawa Tengah yang menyatakan dukungan kepada Gus Shidqon, semua bakal calon juga sudah mendaftarkan diri," katanya.
Menurut Abdur Rahman, caretaker kepengurusan justru tidak efektif karena secara substansi kepengurusan sementara juga bertujuan membentuk kepanitiaan Konferwil Ansor Jateng.
Oleh karena itu, dirinya berharap Konferwil Ansor Jateng tetap berjalan sebagaimana mustinya.
"Intinya Konferwil kalau panitia sudah siap, mengapa dicaretaker? Caretaker kan untuk menyiapkan pergantian kepengurusan. Artinya ini membentuk panitia baru. Ini sangat tidak efektif," tegasnya.
Sejalan dengan hal itu, ia meminta agar PP GP Ansor fokus menata organisasi dan kader agar siap menyukseskan program dari pusat bukan malah menjadi alat untuk kepentingan tertentu.
Jangan sampai keputusan caretaker ini karena pesanan kepentingan tertentu, sehingga mengorbankan banyak hal yang lebih substansial.
"Biarkan Ansor melaju sesuai dengan aturan yang sudah ada, sehingga ke depan bisa lebih fokus kepada rencana Ketum untuk pengembangan kader-kader, dan Ansor tidak lagi disibukkan dengan masalah internal," imbuhnya.
Sumber: SuaraMerdeka
Mau²nya diadu mulyono
— Jualan Berkerumun (@medhalsekedik) September 7, 2024
Ada Apa NU skrg .. ??
— @lleys Sy@ch (@alleySych) September 7, 2024
Ini organisasi, bukan dinasti!!!
— Killer Queen 🐺 (@conk_farid) September 7, 2024