FRUSTASI HADAPI SINWAR, ISRAEL TAWARKAN "SAFE EXIT" AKHIRI PERANG
Oleh: Faisal Lohy
Israel bertekuk lutut. Menaikan bendera putih tanda menyerah hadapi kecerdasan dan sikap keras kepala Sinwar. Tapi Israel melakukannya dengan perilaku yang tetap angkuh, congkak.
Times of Israel memuat pernyataan rezim israel yang menunjukan ketidakmampuan mereka melumpuhkan Sinwar. Ketua negosiator sandera dan orang hilang israel, Gal Hirsch mengumumkan penawaran yang sangat memalukan.
Bahwa Israel menawarkan "safe exit" kepada kepala teroris baru Hamas, "Hitler "Sinwar" dan seluruh pasukannya untuk melarikan diri dari Gaza dengan aman, memulangkan seluruh sandera Israel, menyerahkan Gaza di bawah kendali mutlak Israel.
Paling utama, israel akan menjamin Sinwar dan keluarganya keluar dari Gaza dengan selamat jika membebaskan 101 sandera Israel yang masih ditahan. Israel juga bersedia melepaskan seluruh tahanan Palestina hidup-hidup.
Tawaran ini diberikan sebagai bentuk keseriusan israel melakukan demiliterisasi, deradikalisasi demi mengakhiri konflik Gaza secepatnya.
Bagi Israel, jika Sinwar dan Hamas menyerah, meletakan senjata, menyerahkan Gaza di bawah kendali mutlak Israel, maka perang selesai.
Sungguh sebuah tawaran yang dangkal, sangat memalukan. Secara politik, israel telah kehilangan daya tawarnya. Terjebak, terseret, tercekik dalam pusaran permainan cerdas perang nirmiliter dan psikologis yang dilancarkan Sinwar.
Tawaran konyol tersebut menunjukan, secara mutlak, zionis israel dalam klimaks frustasinya hadapi taktik politik Sinwar. Sejauh ini, israel, amerika dan negara arab liberal pendukungnya, berusaha menyeret Sinwar ke dalam sejumlah proses negosiasi-perundingan yang direncanakan baik di Mesir maupun Qatar.
Hasilnya sia-sia. Sejauh ini, mereka gagal mendatangkan Sinwar atau perwakilan Hamas untuk sepakati kesepakatan penyelesaian konflik Gaza berdasarkan tawaran proposal yang disusun sesuai kepentingan: melanjutkan penajajahan masa depan mereka di Palestina secara nirmiliter.
Sinwar selalu menolak datang, memblokir semua permintaan negosiasi hingga September ini. Sinwar mampu membaca siasat licik Israel, Amerika dan para mediator pendukungnya. Ada dua pertimbangan mendasar yang jadi latar belakang penolakan Sinwar.
Pertama, belakangan, semua draft negosiasi yang diajukan tidak satupun yg mensyaratkan dan menjamin kepatuhan Israel sepakati gencatan senjata penuh, menarik pasukan dari Gaza, mengakui kemerdekaan Palestina dan rekonsturksi Palestina secara independen tanpa campur tangan Israel dan sekutu.
Kedua, Israel masih tetap melakukan operasi militer aktif menyasar warga sipil, menambah kerusakan fisik-materil di Gaza. Terutama di koridor Philadelphia (perbatasan Mesir-Gaza). Disamping itu, jika Sinwar bergerak keluar dari persembunyiannya atau mewakilkan siapapun hadiri negosiasi akan memberi peluang bagi inteligen Israel menemukan informasi serta kemungkinan tentang keberadaan lokasi Sinwar.
Sinwar fokus pada persyaratan yg diajukan pihaknya. Selain menuntut israel lakukan gencatan senjata permanen, Sinwar menuntut penarikan semua pasukan Israel dari wilayah Gaza, terutama di koridor Philadelphia (perbatasan Gaza-Mesir), pemulangan seluruh pengungsi Palestina dan pelepasan tahanan, rekonstruksi Palestina pasca kemerekaan mutlak berada dibawah kendali rakyat Palestina. Israel juga dituntut kembalikan semua tanah yang dirampas. There is no two solution. Just Palestine.
Sinwar tetap berkeras, perundingan apapun harus mendasarkan kesepakatan pada seluruh syarat yang diajukan tersebut. Tidak peduli, meskipun Sinwar sadar, sikap keras kepalanya akan memperlambat gencatan senjata, menimbulkan kerusakan yang lebih di Gaza.
Bagi Sinwar, kesepakatan damai hanya akan dibuat dengan kewajiban bagi israel mengakhiri serangan secara penuh dan dunia harus mengakui kemerdekaan Palestina.
Berdiri kokoh di atas visinya yang revolusioner, Sinwar membalikan keadaan menekan Israel lewat taktik serangan sikologis. Sinwar memanfaatkan sandera untuk memberi efek tekanan sikologis terhadap dunia, terutama keluarga para sandera di Israel.
Hamas secara officially, mengumumkan, kebijakan penentangan yg ekstrim terhadap rezim israel. Bahwa akan membunuh satu sandera setiap kali israel melakukan serangan ke pemukiman dan kamp pengungsian tanpa peringatan.
Ancaman Hamas ini, hanya sebatas permainan politik sikologis. Sejauh ini tidak ada satupun bukti para sandera diperlakukan buruk oleh Hamas, apalagi sampai dibunuh. Hamas menggunakan isu sandera karena faktanya sangat sensitif. Permainan politik Hamas ini, terbukti mampu menyulut dan menaikan tensi sikologis perlawanan warga sipil israel terhadap pemerintahnya sendiri.
Di satu sisi, Hamas mengerti, keselamatan para sandera tidak sepenuhnya berada di bawah kendali mereka. Dominannya justru dipengaruhi Israel. Faktanya serangan Israel sangat brutal dan random, tidak punya target spesifik. Bukan cuma warga Palestin dan para pejuang yg jadi korban. Bahkan tahanan israel yg disandera di Gaza pun menjadi imbas, korban meninggal.
Kenyataan inilah yg dipolitisasi Hamas. Puncaknya, saat ditemukan 6 korban sandera israel meninggal di terowongan gaza akibat serangan udara israel beberapa waktu lalu.
Kemarahan warga israel makin memuncak. Sekitar 750.000 warga Israel turun ke jalan. Gejolak politik dalam negeri israel kali ini paling parah dalam sejarah. Warga menuntut pemerintahnya agar secepatnya capai negosiasi dengan hamas untuk akhiri perang dan para sandera bisa dipulangkan hidup-hidup. Warga menilai, ketidakpastian nasib para sandera ada wujud kegagalan mutlak pemerintah israel.
Serangan sikologis dengan memanfaatkan para sandera, menjadi kunci utama yg saat ini sukses membuat level daya tawar politik Sinwar dan Hamas berada jauh di atas rezim israel. Lewat politisasi sandera, Sinwar sukses memprovokasi rakyat sipil israel menyerang pemerintahnya sendiri. Kecerdasan sinwar, berhasil mengadu-domba rakyat dan pemerintah israel.
Secara politis, Sinwar sedang memanfaatkan kekuatan politik rakyat israel untum menekan rezim zionis agar menerima syarat penyelesaian konflik yg diajukan Hamas. Inilah kecerdasan Sinwar.
Saya teringat dengan kalimat Peneliti senior di Institut Studi Keamanan Nasional di Tel Aviv, Kobi Michael. Dia manusia yg paling sering menginterogasi Sinwar selama 23 tahun dalam masa tahanan. Dia ditugaskan mendalami seluk-beluk Sinwar dari dinas inteligen Sin Bet.
Dia menemukan Sinwar sebagai sosok yg tidak biasa. Kecerdasan Sinwar di atas rata-rata. Dilengkapi pemahaman inteligen memadai. Lebih canggih dari yg diterapkan di dinas intligen Israel: Mossad, Sin Bet, Amman. Ia bahkan menguasai bahasa ibrani dengan fasih. Dia juga memahami dengan jelas struktur-sistem kerja militer dan inteligen Israel secara detail.
Sinwar didentifikasi sebagai sosok yg kejam, licik dan manipulatif terhadap Zionis. Dia berwibawa, berpengaruh, dengan ketahanan yg tidak biasa.
Michael menyesali keputusan Israel bebaskan Sinwar dalam kesepakatan tukar tawanan. Ia menyebut Sinwar akan jadi ancaman terbesar bagi Israel. Prediksi Michel nampaknya menemui kenyataan atas apa yg dilakukan Sinwar hari ini.
Masalah terbesar israel berikutnya, Kata Michael, 23 tahun inteligen israel coba dalami karakter dan informasi Sinwar, tapi tidak ada satupun yg berhasil diketahui. Sinwar pandai kamuflase. Kecerobohan ini menemui kenyataan, Sinwar lebih cerdas, mampu membaca pergerakan intligen israel yg sejauh ini selalu gagal menemukan lokasi persembunyian untuk membunuhnya.
Sebaliknya Sinwar sukses mengadu domba pemerintah dan warga Israel. Tekanan demi tekanan warga membuat rezim israel frustasi. Di saat yg sama, israel sadar, Hamas mustahil akan menyetujui kesepakatan damai selama rezim Israel tidak menerima syarat yg diajukan Sinwar.
Di satu sisi, berbagai cara dan tekanan sudah dilakukan rezim Israel mamaksa Hamas tunduk di bawah syarat perdamaian yg mereka ajukan bersama Amerika dan para mediator jongosnya. Memburuh dan membunuh Sinwar sampai hari ini gagal. Menaikan tensi serangan brutal menyasar warga sipil dan menimbulkan efek kerusakan di Gaza, juga gagal membuat Hamas menyerah.
Apalagi yg harus dilakukan israel ?
Mereka benar-benar frustasi hadapi perlawanan warga palestina dan Hamas di bawah pimpinan baru Sinwar. Akhirnya, bertindak konyol, secara memalukan memberi tawaran yg substansinya adalah menjamin komopensasi untuk membeli perlawanan Sinwar dan Hamas.
Israel benar-benar frustasi sampai hilang warasnya. Sinwar dan Hamas adalah simbol dan harapan perlawanan rakyat Palestina, terutama warga Gaza untuk merdeka dan lenyaokan zionis israel. Bagaimana mungkin israel berfikir Sinwar akan menerima tawaran memalukan mereka ?
Apapun yg terjadi, Sinwar tetap fokus dengan pendekatannya yg sangat ekstrim dan keras. Tidak ada tanda-tanda beliau akan tunduk karena tekanan atau terima tawaran kompensasi.
Palestina harus merdeka dan terlepas sepenuhnya dari genosida brutal Israel. Apapun taruhannya. Bagi sinwar lebih baik bertarung hingga mati, hingva musnah, hingga seluruh gaza hancur, dari pada harus tunduk di bawa tekanan dan penjajahan Zionis Israel. Palestina harus merdeka.
Kobi Michael mengatakan, selama Sinwar tidak bersedia tunduk dibawah negosiasi Israel, Gaza mungkin akan menghadapi serangan demi serangan dahsyat dengan Sinwar sebagai target utama. Namun Israel masih merasa rendah hati menghadapi kecerdasan dan kemampuan kamuflase Sinwar. Michael menegaskan, pastinya Sinwar tidak akan menyerah. Ia akan mati di sana, di Gaza. (*)