Diplomasi Budaya China di Saudi
China adalah negara kuat, baik dalam teknologi maupun ekonomi. Keberadaannya saat ini hampir menggeser negara kuat yang selama ini bertengger di urutan teratas.
Di Mekkah dan Madinah, produk China sangat mudah didapat, mulai dari pakaian, kain ihram, sajadah, bahkan onta mainan yang banyak dibeli para jamaah haji dan umrah untuk oleh-oleh kerabat di tanah air, itu buatan China.
Ada pepatah yang sempat viral beberapa waktu lalu: "Semua hal dibuat di China, kecuali satu, yaitu keberanian, dia hanya dibuat di Palestina".
Untuk teknologi, saat ini kereta cepat, bus, dan infrastruktur di Saudi banyak ambil dari perusahaan China.
Kereta canggih masyair, yang beroperasi pada puncak haji saja, diangkut dari China, baik barangnya maupun teknisinya.
Di kampus King Saud University, bangunan-bangunan besar yang sedang digarap, mengambil kontraktor dan tim ahli dari China.
Efek positif dari banyaknya WN China di Saudi, sebagian dari mereka tertarik kepada Islam dan akhirnya login (masuk) ke agama tauhid ini.
Saat ini beberapa kantor dakwah membuka layanan konsultasi Islam berbahasa China.
Belajar Bahasa China
Pemerintah Saudi dan China telah bersahabat sejak lama. Makin kesini, hubungan kedua negara bertambah erat.
Sejak beberapa tahun lalu, Kementerian Pendidikan Saudi mewacanakan akan membuka pembelajaran bahasa China, baik di sekolah maupun kampus.
Realisasi hal tersebut adalah pada tahun ini. Di awal September lalu, datang 50 guru bahasa China di Riyadh. Mereka akan mengajar di sekolah-sekolah Saudi untuk jenjang SMP.
Bisa jadi, bahasa China akan sangat populer di Saudi, selain dari bahasa Inggris yang sudah banyak digunakan orang.
Rumah Makan China
Karena banyaknya orang China di Saudi, saat ini sudah mulai bermunculan rumah makan yang menyediakan masakan khas China.
Tentunya, rumah makan ini pasti menjual barang-barang halal, karena sampai sekarang aturan di Saudi, melarang menjual makanan haram.
Di Mekkah, ada beberapa rumah makan China yang sangat besar dan luas. Diantaranya terdapat di Gedung Menara Jam atau biasa dikenal dengan Zamzam Tower.
Rumah bernama Al Baraka ini sangat ramai dikunjungi orang. Rumah makan Indonesia kalah jauh.
Yang uniknya, para penikmat masakan negeri Tirai Bambu ini bukan hanya orang bermata sipit, tapi banyak yang berpenampilan Saudi bahkan Afrika.
Dalam hal diplomasi, China telah sukses menancapkan budayanya di Saudi. Bahasa China telah resmi digunakan di bandara-bandara Saudi. Kini juga diajarkan di sekolah-sekolah. Masakannya pun mudah didapat.
Ada seorang teman yang bertanya: "Kenapa Saudi lebih memilih mengajarkan bahasa China ketimbang bahasa Indonesia?"
Saya sedikit nyletuk: "China punya teknologi dan ekonomi. Kita punya apa?"
Riyadh, 8 September 2024
(Budi Marta Saudin, WNI tinggal di Saudi)
*fb