Idealnya yang minoritas itu menghargai yang mayoritas, bukan dibalik, itu sudah hukum alam yang dimaklumi akal sehat.
Misalnya yang minoritas lagi ada acara bertepatan denga azan yang warganya mayoritas, yang harus di-mute suara acara minoritas apa azan mayoritas...?
Lihat saja di Bali, ketika Hari Raya Iedul Fitri bertepatan dengan Nyepi orang Hindu Bali, suara takbiran keluar rumah ditiadakan, karena minoritas muslim menghormati acara orang Hindu yang mayoritas dan itu biasa bagi kita.
Sesederhana itu lho!!
Masalahnya pejabat Muslimnya àqlnya terbalik, dan menderita minderwaardigheidscomplex.
(Ispiraini Bin Hamdan)