Bertemu Paus, Kyai ini bersikap sewajarnya, salaman, tanpa cium tangan, apalagi cium kening, Izzah Islam harus tetap dijaga

TOLERANSI ASASI

Allahuyarham KH Nadjih Ahjad (Pengasuh Pesantren Maskumambang Gresik) bertemu dengan Paus Paulus II pada tahun 1980an. Tampak akrab dan hangat, tanpa cium tangan, apalagi cium kening.

Pelajaran berharga tentang makna toleransi tanpa mengorbankan harga diri, apalagi izzah Islam dan umatnya.

Semoga Allah mengampuni beliau dan menempatkan beliau di surga-Nya yang tertinggi.

***

KH Nadjih Ahjad dilahirkan di Desa Blimbing, Kec Paciran, Kab Lamongan, Jawa Timur, pada 19 Maret 1936. Orangtuanya pasangan suami istri KH Mohammad Ahjad dan Ny Ning Suhandari.

Ayah beliau masih kerabat KH Abdul Djabbar, yang pada 1859 mendirikan Pondok Pesantren Maskumambang, Gresik. Ny Ngapiyani, nenek Kyai Nadjih, adalah adik kandung Kyai Abdul Djabbar.

Pada 1907, Kyai Abdul Djabbar wafat dalam usia 84 tahun. Kepemimpinan pesantren diteruskan KH Mochammad  Faqih yang populer sebagai Kyai Faqih Maskumambang.

Pada 1948 Nadjih Ahjad hijrah ke pindah ke Maskumambang dan berguru langsung pada pimpinan pondok, KH Amar Faqih. Bahkan akhirnya beliau diambil sebagai menantu oleh Kyai Faqih.

Pemimpin Pesantren Maskumambang meninggal dunia pada 1937, dalam usia 80 tahun. Estafet kepemimpinan pondok diteruskan oleh putra keempat almarhum yakni KH Ammar Faqih.

Selasa malam, 25 Agustus 1965, Kyai Ammar Faqih berpulang ke rahmatullah. Sebelum wafat, beliau telah menyerahkan kepemimpinan pesantren kepada menantu kedua, yaitu KH Nadjih Ahjad.

Di bawah nakhoda Kyai Nadjih, Pondok Pesantren Maskumambang yang terletak di Desa Sembungan Kidul, Kecamatan Dukun, memulai era modernisasi.

KH Nadjih Ahjad wafat di Gresik, Jawa Timur, pada Rabu, 7 Oktober 2015.

Baca juga :