[PORTAL-ISLAM.ID] Karena dianggap kurang optimal dengan pesawat untuk modifikasi cuaca agar tidak hujan, maka ditempuhlah upaya lain… 🤔
Presiden Jokowi di laman media sosialnya terlihat telah berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN). Namun, cuaca ekstrem dengan intensitas hujan tinggi menjadi penyebab pembangunan IKN tersendat.
Sejumlah cara telah dilakukan untuk memenuhi target pembangunan proyek prestisius Indonesia itu. Mulai dari rekayasa cuaca hingga mendatangkan pawang hujan.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan IKN sering diguyur hujan dalam sebulan terakhir. Untuk itu, pemerintah mengerahkan 4 pesawat modifikasi cuaca.
"Tetapi memang harus diakui bahwa hari-hari di sana (IKN) itu hujan terus, bulan lalu itu, 1 bulan ada 8 hari saja yang bisa beroperasi. Sekarang ini kami sudah mengerahkan 4 pesawat untuk TMC (teknologi modifikasi cuaca) pengondisian udara," ujar Budi Karya Sumadi dilansir dari detikNews, Minggu (21/7).
Karena belum optimal, cara lain ditempuh. Pawang Hujan dari Banyuwangi pun didatangkan. Berbekal 1.000 dupa dan 5 pucuk Keris, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Ilham Triadi Nagoro mengemban tugas negara menaklukkan hujan di IKN.
Ilham mendapat penugasan khusus selama 22 hari oleh menteri PUPR untuk membantu mengkondisikan cuaca di IKN agar percepatan pembangunan bisa dilakukan dan tuntas sesuai target.
"Penugasan khusus selama 22 hari atau bisa diperpanjang tergantung situasi. Atas permintaan Menteri PUPR Pak Basuki saat ke Banyuwangi hadir di event BEC lalu," ungkapnya.
"Tiga hari kemudian ditindaklanjuti oleh Dirjen Perumahan lewat stafnya telpon agar saya secepatnya berangkat ke IKN. Rabu-Kamis intens telepon saya. Jumat pagi berangkat," ujar Ilham.
Untuk menjalankan tugas itu, Ilham harus membawa persyaratan dari Banyuwangi. Menurutnya barang-barang yang ia butuhkan tidak bisa didapat dengan mudah di IKN.
Di antaranya dupa, dia membawa 1.000 batang yang nyaris habis dalam 2 pekan. Untuk mendapatkan dupa, dia harus menempuh waktu 3 jam ke Balikpapan.
"Ya semua bawa dari Banyuwangi. Di sini cari dupa aja harus ke Balikpapan 2-3 jam perjalanan, bawa 1.000 stik atau 2 pak dupa habis seminggu. Pokoknya dupa harus hidup terus kalau darurat bisa rangkap 10 dupanya," ujarnya.
Sementara untuk media mengalihkan cuaca, Ilham membawa sepasang keris khusus. Selain itu ia juga membawa 3 keris lain untuk menangkal pengaruh gaib.
"Ya, saya bawa sepasang keris Pamor Singkir Lurus dan Luk, 3 keris Patrem Naga Jimatan untuk piandel atau jaga diri dari berbagai gangguan," terangnya.
(Sumber: Detik)