Oleh: dr. Tifauzia Tyassuma
Banyak orang menjalani hidup belasan bahkan pulihan tahun dengan sembarangan terhadap tubuhnya.
Makan sembarangan, tidur tidak karuan, pola hidup berantakan.
Ketika tiba waktunya sakit, organ-organ tubuh satu demi satu rusak, baru menyadari betapa mahalnya biaya memperbaiki kerusakan karena hidup sembarangan.
Biaya untuk sehat itu mahal sekali ya Dok?
Pertanyaan dari salah satu pasien.
Iya betul, karena tubuh kita sangat mahal. Selama ini tubuh yang sangat mahal ini tidak dijaga dengan baik dan diperlakukan seenaknya, karena kita.mengira tubuh kita ini gratis, pemberian begitu saja dari Yang Maha Kuasa.
Karena itu saya membenci segala yang gratis, karena selain tidak mendidik, orang tidak permah menghargai sesuatu yang diberikan dengan gratis.
Seperti Allah memberi kita tubuh yang harganya tak terkira ini dengan gratis.
Baru sadar betapa mahal sebenarnya tubuh ini, ketika tubuh mulai rusak, malfungsi, tidak bisa bekerja, dan digerogoti pelbagai penyakit.
Baru sadar, betapa mahalnya biaya memperbaikinya.
"Lalu bagaimana dengan orang miskin, Dok. Bagaimana mereka bisa membiayai pengobatan yang mahal?"
Itulah ironi dunia. Pahami hukum ini baik-baik.
Semakin miskin, semakin tidak punya uang, semakin harus sadar dan jaga kesehatan dengan seksama.
Dengan cara apa? Dengan cara sederhana saja dan terjangkau.
Makan banyak sayur, banyak buah, minum air 3 liter, beli sayur buah lokal yang murah atau tanam sendiri, kalau sakit minum rempah-rempahan, ikuti cara saya bikin Rempanusa. Olahraga jangan lupakan, mandi matahari wajib dilakukan.
(*)