Tere Liye sentil Kaesang

Bangsa pelupa

Ehem, ada yg sampai berlinang air mata, menangis bermenit-menit saat membaca berita ini dulu, 21 September 2012. Atau 12 tahun lalu.

Bahwa jika dia terpilih jadi Gubernur DKI, maka dia bahkan tidak mau pakai vooorijder, pengawalan. Pernyataan itu disampaikan dgn gagah di Posko Pemenangan Jokowi-Ahok, 2012.

"Bukan gaya saya pakai pengawalan seperti itu."

Keren banget pernyataan-pernyataan ini dulu. Sampai Kapolri tahun 2012, 'pasrah' saja.

Belum lagi, anak-anaknya juga begitu gagah membuat pernyataan jika dia muak banget dengan orang-orang yang minta proyek ke bapak/ibunya yg pejabat, terlihat jijik banget melihat orang2 yg nepotisme. Pesona kesederhanaan ini begitu mengagumkan.

12 tahun lalu, semua jejak digital, berserakan dimana-mana.

Hari ini, sewa mobil puluhan juta hanya untuk acara seremonial 17-an. Yes! Wajar-wajar saja. Uang dihabiskan puluhan milyar hanya utk seremonial beberapa jam. Yes! Semua wajar-wajar saja. Sewa mobil 1 hari setara gaji setahun buruh-buruh di Jateng, Yogya, Solo, dsktnya. Yes! Wajar.

Dan pengawalan? Anak jadi ketum partai hanya dgn 1 hari jadi kader? Begitulah. Lupakan saja. Karena rakyat Indonesia itu memang pelupa. Mereka sudah bersiap menyambut suka cita, mengelu-elukan penggantinya.

(By TERE LIYE)

Baca juga :