SUAP
Sudah rahasia umum, bahkan untuk level rendah seperti aparat polisi, aparat militer di sebuah kabupaten, saat anaknya menikah, saat lebaran, hari raya, eeeh, mendadak dapat hadiah dari pengusaha dong.
Nggak usah gaya sok suci ngeles fakta ini. Ujung ke ujung kebiasaan menjijikkan ini. Apakah itu suap? Iyalah. Nggak usah diperhalus dengan istilah gratifikasi. Itu jelas sekali suap. Jaksa-jaksa, hakim-hakim, dikasih fasilitas oleh pengusaha. ASN, pejabat-pejabat lain.
Karena jika pengusaha ini baik hati, kenapa dia hanya ngasih ke kamu? Coba dia kasih juga ke orang biasa. Dan pengusaha ini pintar (kamu juga pintar), suap ini diberikan ke anak-anaknya, adik-adiknya, seolah tidak langsung.
Pun sama, dalam kasus seorang anak pejabat dikasih fasilitas naik pesawat pribadi misalnya, itu tuh tidak perlu profesor untuk tahu salah. Itu suap. Nah, jika pengusaha ini keukeuh bilang karena kenal dekat, teman dekat, dermawan, coba kamu kasih juga dong fasilitas pesawat pribadi ini ke orang biasa. Mau? Kamu 100% ogah!
Nah, apesnya adalah, kita tinggal di Indonesia. Negara yang membiasakan hal ini. Dianggap lumrah. Pengusaha+pejabat seolah simbosis mutualisme, saling melengkapi, padahal ini kacau sekali. Daya rusaknya serius. Bahkan di sekolah-sekolah, sejak TK/SD, anak-anak dibiasakan nyuap guru-gurunya dengan ngasih hadiah. Astagfirullah. Paham tidak? Kayak nggak pernah belajar agama.
Saat pengusaha ngasih semen se-truk ketika aparat polisi lagi bangun rumah, saat pengusaha kirim parcel dan angpau ke rumah aparat tentara, bahkan jika dia tidak sedang berkasus, tidak minta dibantu, itu jelas suap. Pengusaha-pengusaha ini sedang 'investasi'. Besok-besok dia akan memetik hasilnya.
Apakah ini su'uzon, lebay? Boleh dong pengusaha baik hati. Nooo! Kamu saja yang memang terbiasa melakukan hal-hal menjijikkan begini sih. Di LN, di negara-negara maju, perusahaan yang terbiasa nyuap, ketahuan, hukumannya bisa denda trilyunan. Di Indonesia, ketahuan, itu perusahaan malah dikasih karpet merah. Aneh memang.
Lantas apa solusinya? Simpel: pastikan nyari mantu yang tahu diri dikit lah. Bukan yang suka sekali pamer kemewahan. Ini mantu bego sekali. Duit dia bukan, segala bukan, eeeh pamer.
(BY TERE LIYE)