Setelah 15 Tahun Berkuasa, PM Bangladesh Mundur dan Kabur ke India Usai Demonstrasi Rakyat Besar-Besaran Yang Menewaskan 300 Orang

[PORTAL-ISLAM.ID] DHAKA - PM Bangladesh Sheikh Hasina akhirnya mengundurkan diri pada Senin (5/8/2024), setelah negaranya diguncang protes anti-pemerintah besar-besaran sejak awal Juli lalu.

Pengunduran diri Hasina telah dikonfirmasi oleh Panglima Militer Bangladesh, Waker-Uz-Zaman.

Sejak awal bulan lalu, Hasina telah berusaha memadamkan protes nasional terhadap pemerintahannya.

Namun, ia disebut sudah meninggalkan Bangladesh pada Senin ini, sehari setelah demo menewaskan hampir 100 orang.

Kekuasaan Hasina selama 15 tahun pun berakhir dan militer akan mengambil alihnya.

Dalam sebuah siaran di televisi pemerintah pada Senin, Panglima Angkatan Bersenjata Bangladesh, Waker-Uz-Zaman, mengatakan Hasina telah mengundurkan diri dan militer akan membentuk pemerintahan sementara.

"Negara ini telah sangat menderita, ekonomi telah terpukul, banyak orang telah terbunuh - inilah saatnya untuk menghentikan kekerasan. Saya berharap setelah pidato saya, situasi akan membaik," jelasnya, dikutip dari Reuters.

Seorang sumber yang dekat dengan sang pemimpin mengatakan kepada AFP, pemimpin perempuan berusia 79 tahun tersebut telah meninggalkan Bangladesh dengan menggunakan helikopter. 

Itu tidak lama setelah para pengunjuk rasa menyerbu istananya di Ibu Kota Dhaka.

Sumber tersebut mengatakan, ia pergi dengan iring-iringan mobil namun kemudian diterbangkan keluar, tanpa mengatakan tujuannya.

Kerumunan massa yang gembira telah melambaikan bendera, beberapa menari di atas sebuah tank di jalan-jalan pada Senin pagi, sebelum ratusan orang menerobos masuk ke gerbang kediaman resmi Hasina.

Channel 24 Bangladesh menyiarkan gambar-gambar kerumunan orang yang berlari ke dalam kompleks, melambaikan tangan ke kamera saat mereka merayakannya.

Sebagian lainnya menghancurkan patung ayah Hasina, Sheikh Mujibur Rahma, pahlawan kemerdekaan negara tersebut.

Sebelum para pengunjuk rasa menyerbu kompleks tersebut, putra Hasina mendesak pasukan keamanan negara untuk mencegah pengambilalihan.

"Tugas Anda adalah untuk menjaga keamanan rakyat dan negara kita dan untuk menegakkan konstitusi," putranya, Sajeeb Wazed Joy yang tinggal di Amerika Serikat, mengatakan dalam sebuah unggahan di Facebook.

Pasukan keamanan telah mendukung pemerintahan Hasina selama kerusuhan, yang dimulai bulan lalu melawan kuota pekerjaan pegawai negeri kemudian meningkat menjadi seruan yang lebih luas agar dia mundur.

Sedikitnya 94 orang tewas pada Minggu, termasuk 14 petugas polisi, pada hari paling mematikan dalam kerusuhan tersebut.

Para pengunjuk rasa dan pendukung pemerintah di seluruh negeri saling baku hantam dengan tongkat dan pisau, dan pasukan keamanan melepaskan tembakan.

Kekerasan pada hari itu membuat jumlah total korban tewas sejak protes dimulai pada awal Juli menjadi sedikitnya 300 orang, menurut penghitungan AFP berdasarkan data dari polisi, pejabat pemerintah, dan dokter di rumah sakit.
Baca juga :