SAYA TIDAK RIDHA DENGAN DIBANGUNNYA ISTANA GARUDA
Oleh: Joko Prasetyo
Saya sama sekali tidak ridha dunia akhirat dengan dibangunnya sebuah patung hewan raksasa di istana negara baru yang diberi nama Istana Garuda.
Alasannya, membuat patung hewan dan atau manusia menurut jumhur ulama dari madzhab Hanafiyah, Syafi’iyah dan Hambali adalah haram kecuali boneka untuk mainan anak-anak.
Apalagi, ternyata patung tersebut mengandung hadharah (sekumpulan persepsi tentang kehidupan) dari luar Islam dan dimuliakan sedemikian rupa sehingga terkesan menaungi Indonesia yang disimbolkan secara fisik menaungi istana negara baru yang diberi nama Istana Garuda. Tentu saja keharamannya jadi berlipat ganda.
Seperti kita ketahui, dalam hadharah Hindu, Garuda adalah salah satu anak dari Resi Kasyapa dan Winata yang merupakan wahana (kendaraan) Dewa Wisnu, salah satu dewa dalam Trimurti yang merupakan dewa pemelihara, pelindung alam semesta.
Maka, sejatinya Istana Garuda sama sekali tidak mencerminkan simbol Indonesia yang mayoritas Muslim ini tapi lebih menunjukkan simbol Hindu.
Dengan alasan di atas, saya pribadi, sebagai seorang Muslim yang sangat mencintai Indonesia ini, tanah tumbah darah saya ini, sama sekali tidak ridha dengan adanya Istana Garuda tersebut. Apalagi uang dari pembangunan Istana Garuda itu diambil dari APBN yang notabene sekitar 80 persennya diambil dari pajak rakyat Indonesia yang mayoritas Muslim.
Maka, sekali lagi, saya nyatakan tidak ridha dunia akhirat dengan dibangunnya Istana Garuda tersebut. Bagaimana dengan Anda?
Depok, 4 Safar 1446 H | 8 Agustus 2024 M
Joko Prasetyo
(Jurnalis)
________
*Disclaimer:
Saya sama sekali tidak ada masalah dengan agama Hindu dan pemeluk agama Hindu. Yang saya masalahkan adalah dibangunnya patung hewan di istana negara yang diberi nama Istana Garuda. Itu saja. Fokusnya di situ, jadi tidak ada kaitannya sama sekali dengan penistaan terhadap ajaran agama Hindu. Unggahan ini juga sama sekali tidak ada niatan untuk menista Hindu tapi murni mengkritik Istana Garuda aja.