[PORTAL-ISLAM.ID] Rakyat Bangladesh sedang merasakan angin kebebasan setelah Rezim Diktator Nenek Lampir Pembenci Islam Hasina tumbang dan melarikan diri ke India.
Diantara warga Bangladesh ada yang menyerukan Khilafah untuk mengganti sistem pemerintahan pasca lengsernya Rezim Hasina yang telah berkuasa 15 tahun dan sebelumnya Bapaknya juga berkuasa berpuluh tahun.
[VIDEO]
Bangladesh 🇧🇩 call for khilafah pic.twitter.com/Vy7cJN88Ss
— Maz (@Maz64330840) August 8, 2024
Muhammad Yunus Resmi Dilantik Sebagai Kepala Pemerintahan Sementara Bangladesh
Peraih Nobel Perdamaian dan ekonom Muhammad Yunus resmi diambil sumpahnya sebagai kepala pemerintahan sementara Bangladesh pada Kamis (8/8/2024) malam.
Penunjukan Muhammad Yunus ini merupakan permintaan dari para pengunjuk rasa (yang dimotori para mahasiswa). Mereka menegaskan hanya akan menerima pemerintahan Bangladesh jika yang ditunjuk adalah Muhammad Yunus, tokoh utama Bangladesh yang juga musuh Hasina.
Tugas utama Yunus sekarang adalah memulihkan perdamaian di Bangladesh dan mempersiapkan pemilihan umum baru setelah berminggu-minggu kekerasan massa.
Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin mengambil sumpah jabatan Yunus untuk perannya sebagai penasihat utama, yang setara dengan perdana menteri, di hadapan diplomat asing, anggota masyarakat sipil, pengusaha papan atas, dan anggota partai oposisi sebelumnya di istana presiden di Dhaka.
Tidak ada perwakilan dari partai Hasina yang hadir.
Enam belas orang lainnya telah dimasukkan dalam Kabinet sementara dengan anggota yang sebagian besar berasal dari masyarakat sipil dan termasuk dua pemimpin protes mahasiswa. Anggota Kabinet Yunus sebagai pemimpin sementara dipilih dalam diskusi minggu ini di antara para pemimpin mahasiswa, perwakilan masyarakat sipil, dan militer.
Hasina mengundurkan diri pada Senin setelah beberapa minggu yang kacau yang dimulai sejak Juli dengan protes terhadap sistem kuota untuk pekerjaan pemerintah yang menurut para kritikus lebih menguntungkan orang-orang yang memiliki hubungan dengan partai Hasina.
Namun, demonstrasi tersebut segera berkembang menjadi tantangan yang lebih besar bagi pemerintahan Hasina selama 15 tahun karena lebih dari 400 orang, termasuk mahasiswa dan anggota partai Hasina, tewas di tengah meningkatnya kekerasan.
Yunus, yang dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian 2006 atas karyanya mengembangkan pasar kredit mikro, berada di ibu kota Prancis untuk Olimpiade 2024 ketika ia dipilih untuk peran sementara. Ia kembali ke rumah pada Kamis pagi dengan keamanan ketat di bandara di Dhaka.
Dalam komentar pertamanya setelah kedatangannya, ia mengatakan dalam jumpa pers bahwa prioritasnya adalah memulihkan ketertiban. “Bangladesh adalah sebuah keluarga. Kita harus menyatukannya,” kata Yunus, diapit oleh para pemimpin mahasiswa.