Muhammad Yahya Sinwar, Jawaban yang tepat untuk Israel

Muhammad Yahya Sinwar, Jawaban yang tepat untuk Israel

Oleh: Tengku Zulkifli Usman

Setelah pekan lalu pimpinan Hamas terbunuh, Hamas segera memilih pemimpin baru mereka dan resmi menjabat per 6 Agustus 2024 kemarin.

Muhammad Yahya Sinwar, nama yang tidak asing di seluruh Palestina, dunia Arab, dan dunia pergerakan Islam internasional.

Ada beberapa nama senior lain di tubuh Hamas yang juga sebenarnya kayak menggantikan Ismail Haniyah, seperti Khaled Misyal, Musa Abu Marzouk,  Khalil Al Hayyah, dll. Dan akhirnya Sinwar dipilih secara final oleh para elit elit Hamas.

Pemilihan Yahya Sinwar berlangsung lancar dan dia ditunjuk secara mayoritas para petinggi Hamas di jalur Gaza juga luar negeri.

Pemilihan Sinwar adalah jawaban yang tepat bagi Israel dengan kondisi Geopolitik yang ada. Mengingat eskalasi perang di Gaza kemungkinan akan semakin meluas dan memanas.

Sinwar adalah tokoh politik dan militer Hamas paling dominan sejak 2017, dia adalah otak dibalik reformasi Alustista Hamas dan arsitek serangan 07 Oktober ke Israel.

Sinwar menurut saya adalah "the new" Abdul Aziz Rantissi. Salah satu pimpinan Hamas paling besar dalam sejarah Hamas setelah pendirinya Ahmad Ismail Yassin.

Sinwar dengan puluhan tahun jam terbang memimpin faksi militer, dan puluhan tahun jam terbang hidup dalam penjara Israel, adalah sosok yang bukan hanya matang, tapi juga sosok yang memiliki kemampuan diatas rata rata pimpinan militer Hamas yang lain.

Pemilihan Sinwar sendiri disambut negatif di Israel, Menlu Israel, Israel Katz misalnya mengomentari penunjukan Sinwar dengan kata kata, pemilihan Sinwar adalah bukti nyata Hamas layak dihabisi.

Pemilihan Sinwar membawa aura kebencian mendalam dari rezim Israel, hal ini sangat wajar, karena bagi Israel, Sinwar adalah sosok yang banyak menimbulkan kerugian besar bagi Israel, baik jiwa maupun material.

Pemilihan Sinwar bisa dianalisa dari beberapa aspek.

(1) Aspek Politik

Aspek politik dalam negeri, Sinwar adalah sosok yang sangat menguasai politik domestik Palestina, dari jalur Gaza sampai tepi Barat.

Bisa dikatakan, saat ini tidak ada tokoh Hamas yang lebih paham Medan tempur dan memiliki jam terbang paling kompleks melebihi Yahya Sinwar.

Sinwar adalah sosok yang sangat kenyang dengan pengalaman, terutama pengalaman taktik perang, strategi, intelijen, dan dunia negosiasi.

Sinwar sosok yang mengenal baik segala Medan dan segala bentuk eskalasi politik dan kawasan. Dia paling senior dalam hal hal lapangan dan menajemen struktur organisasi militer.

(2) Aspek Geopolitik

Sinwar tokoh Hamas yang banyak terlibat dalam setiap negosiasi dengan pihak Israel selama ini, disamping Ismail Haniyah dan tokoh tokoh hamas lainnya.

Sinwar selama ini ditugaskan menetap di jalur Gaza untuk memimpin faksi militer secara penuh, sedangkan pimpinan Hamas lainnya memimpin faksi politik di luar negeri, baik di Turki maupun Qatar.

Kondisi Geopolitik kawasan saat ini membutuhkan sosok yang kuat dan berkharisma, Sinwar adalah tokoh militer dan politik Hamas yang termasuk memiliki semua syarat itu di atas kertas dan di lapangan.

Pemilihan Sinwar adalah pesan jelas kepada Israel, bahwa Hamas tidak akan mengendurkan sikapnya dalam perlawanan bersenjata dan akan terus melanjutkan itu sampai kapanpun.

Sinwar identik dengan militer, Ismail Haniyah identik dengan diplomasi. Naiknya Sinwar sebagai pengganti Ismail Haniyah adalah sinyal kedepan di tubuh Hamas akan lebih dominan gerakan bersenjata daripada gerakan diplomasi.

Eskalasi Geopolitik yang terus memanas pasca pembunuhan Ismail Haniyah, mengharuskan Hamas memiliki pemimpin yang bukan hanya paham Geopolitik, tapi memahami cara survive dalam turbulensi Geopolitik plus perang atrisi tersebut. Sinwar adalah jawabannya.

(3) Aspek Negoisasi

Dibawah Sinwar, kemungkinan negosiasi dan langkah persuasif dengan Israel akan menurun, dan jikapun ada negosiasi, maka negosiasi itu akan dilakukan dengan tekanan senjata. Ini adalah ciri khas Sinwar.

Israel saat ini mengalami deadlock dalam negosiasi, urusan pembebasan sandera Israel juga kemungkinan akan semakin sulit dibawah Sinwar. 

Israel mengalami pukulan berat dalam 10 bulan pas perang ini, Israel kehilangan 10.000 lebih tentara dan rakyat sipil. Kalau dirata-rata, Setiap jam, taman pemakaman Israel menerima dua jenazah orang Israel yang dikuburkan akibat konflik sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Negosiasi dibawah Sinwar akan sangat sulit, pemilihan Sinwar juga bisa dilihat sebagai strong Will dari Hamas untuk melanjutkan perlawanan senjata ketimbang negosiasi.

Sinwar orang yang memahami bahasa Israel, dalam pemahaman Sinwar yang sering dia sampaikan di depan rakyat Gaza, bahwa Israel tidak mengenal bahasa diplomasi, mereka hanya mengenal bahasa perang, kalimat ini persis seperti kalimat yang sering diutarakan oleh pemimpin pendahulu nya Alm Abdul Aziz Rantissi.

Kemungkinan Sinwar tidak akan melanjutkan negosiasi dengan Israel, minimal sebelum serangan Iran ke Israel dilakukan, dan minimal sebelum memastikan bahwa seluruh tahanan orang Palestina di penjara Israel bisa dibebaskan.

Negosiasi untuk mengakhiri perang ini adalah agenda utama Israel, karena Israel mengalami tekanan sangat berat dari dalam negeri, jika perang ini tidak segera berakhir.

Israel, AS, dan semua sekutunya, sepertinya akan mengalami kebuntuan dan kesulitan ekstra dibawah pimpinan Sinwar. Negosiasi dengan semua kekuatan pro Israel dan aliansi arah pro Israel akan sulit tercapai dibawah Sinwar.

Negosiasi memang masih menjadi domain pimpinan Hamas di luar negeri yang selama ini dipimpin Ismail Haniyah, Khaled Misyal dll. Tapi dengan naiknya Sinwar, semua kebijakan ini bisa berubah total di lapangan.

Setelah pembunuhan Ismail Haniyah, negosiasi bukan agenda utama Hamas, mengakhiri perang juga bukan agenda utama Hamas, program utama Hamas saat ini adalah meningkatkan perang dan menekan Israel ke meja runding dengan senjata, bukan dengan negosiasi dengan format kemauan Israel dengan sekutu barat dan Arab nya.

Apa setelah Sinwar?

Eskalasi konflik dengan Israel meningkat tajam setelah pembunuhan Ismail Haniyah dan kepala staf Hizbullah Fuad Syukur. 

Iran saat ini menggunakan momentum ini untuk menghukum Israel, baik dengan serangan langsung yang mereka masih rahasiakan tanggal nya, maupun dengan cara serangan lewat proxy Iran yang meningkat pesat satu pekan ini pasca pembunuhan Ismail Haniyah.

Iran kali ini belum menyerang Israel secara langsung karena masih mempertimbangkan faktor faktor Geopolitik kawasan dan faktor faktor strategis soal kapabilitas militer Iran.

Kerjasama Iran baru baru ini dengan Rusia adalah salah satu langkah konkret agenda tersebut, Iran dalam pekan ini meminta teknologi sistem pertahanan udara Rusia yang di approve oleh Rusia dengan dikirimnya Mantan Menteri Pertahanan Sergey Shoigu ke Iran dua hari lalu.

Kunjungan Shoigu ke Iran adalah halaman baru konflik Geopolitik antara yang bermuara pada persaingan antar Rusia dan AS. Rusia akan mempersenjatai Iran dengan apa yang dibutuhkan sebagai respon terhadap AS yang terus mempersenjatai Ukraina untuk melawan Rusia.

Pasca Sinwar ditunjuk menjadi pengganti Ismail Haniyah, Hamas kemungkinan besar akan meningkatkan kerjasama dengan Iran, dan akan meningkatkan serangan ke Israel dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Naiknya Sinwar menjadi orang nomor satu Hamas, memungkinkan peluang terbuka lebar akan terjadi nya lebih banyak lagi tragedi seperti 7 Oktober tahun lalu yang akan berulang.

Sinwar adalah teroris nomor satu dunia versi AS, Israel, dan sekutunya. Oleh sebab itu, setelah Sinwar menjadi pimpinan baru Hamas, dia akan menjadi target nomor satu untuk dilenyapkan segera setelah ini.

Sinwar mampu bertahan di Gaza selama 9 bulan ganasnya perang selama ini, dan mampu memukul Israel dengan pukulan keras dalam perang paling panjang dalam sejarah konflik senjata Israel - Hamas tersebut.

Hari hari kedepan, dunia akan menyaksikan konflik bersenjata yang lebih panas, dan semangat perlawanan Palestina yang naik berlipat setelah Sinwar memimpin dan terbunuhnya Ismail Haniyah.

______
*Tengku Zulkifli Usman, Pengamat GeoPolitik, Pengurus DPP Partai Gelora, Dewan Pakar Prabowo Gibran Bidang Hubungan Internasional.

Baca juga :