Ust. Yahya Sinwar yg terpilih gantikan Syaikh Haniyah, menjadi mimpi buruk bagi Zionis Israel. Menggeser kepemimpinan politik dan pendekatan militer Hamas menjadi lebih ganas, buas, frontal terhadap Israel.
Netanyahu menyebutnya sebagai "orang mati yg berjalan". Menggambarkan karakternya yg tegas, buas, keras. Banyak yg menyebutnya sebagai "penjagal Khan Younis". Dia sudah mati sebelum dibunuh. Kematian adalah kehidupan baginya dan kehidupan adalah kematian baginya.
Pejabat dan petinggi militer Israel memandangnya sebagai pemimpin Hamas paling ekstrim sepanjang sejarah. Salah satu tokoh yg selalu mengkampanyekan pemusnahan terhadap negara Israel.
Sesaat setelah ditetapkan sebagai kepala biro politik Hamas, Israel Katz, Menteri Luar Negeri israel berseru: "Penunjukan teroris ulung Sinwar menggantikan Haniyeh, menjadi alasan kuat untuk segera melenyapkannya dan menghapus organisasi keji ( Hamas) dari muka Bumi."
Sinwar dituduh sebagai teroris yg merancang serangan paling brutal dalam sejarah israel, penyerangan 7 Oktober. Israel kembali menegaskan komitmennya untuk memburu dan membunuh Sinwar. Israel mengingatkan lagi soal hadiah sebesar US$ 400.000 kepada siapa saja yg berhasil memenggal kepala Sinwar.
Meskipun ambisi Israel untuk menangkap dan membunuh Sinwar begitu besar, tapi pejabat tinggi zionis sadar diri tentang kelemahan mereka dalam membaca pergerakan Sinwar.
Pengalaman selama 23 tahun bersama Sinwar semasa ia ditahan di penjara Israel (1982-2011), pejabat tinggi di kalangan dinas inteligen Israel (Mossad, Sin Bet, Amman) mengira mereka telah menguasai dan memahami karakter Sinwar sepenuhnya. Ternyata yg diperoleh tentang Sinwar hanyalah informasi palsu yg membuat kepala kemanan Israel tejebak dalam rasa puas diri yg salah.
Di mata Israel, Sinwar adalah sosok yg pandai berkamuflase. Ia bahkan disebut lebih memahami ilmu intligen dan penyamaran dibanding apa yg diterapkan di dinas inteligen Israel. Karakter yg dimainkan selama di tahanan jauh berbeda dengan apa yg dipraktekan Sinwar setelah dibebaskan.
Peneliti senior di Institut Studi Keamanan Nasional di Tel Aviv, Kobi Michael, menyesali keputusan militer Israel melepaskan Sinwar daalam kebijakan pertukaran tawanan. Menurutnya, bebasnya Sinwar ada mimpi buruk bagi Israel di masa depan.
Apa yg diramalkan Michael, hampir terbukti lewat tuduhan pejabat kemanan Israel yg menyebut Sinwar adalah otak dibalik serangan 7 oktober.
Micahael paling sering bertemu Sinwar selama masa penahanan di Israel. Dia ditugaskan sebagai orang yg menginterogasi dan mendalami seluk-beluk Sinwar dari dinas inteligen Sin Bet.
Dia menemukan Sinwar sebagai sosok yg tidak biasa. Kecerdasan Sinwar di atas rata-rata. Dilengkapi dengan pemahaman inteligen yg memadai. Ia bahkan menguasai bahasa ibrani dengan fasih. Dia juga memahami dengan jelas struktur-sistem kerja militer dan inteligen Israel. Sinwar bahkan mengajarkannya kepada Michael secara detail.
Pada sisi yg sama, Sinwar didentifikasi sebagai sosok yg kejam, licik dan manipulatif terhadap Zionis. Dia berwibawa, berpengaruh, dengan ketahanan yg tidak biasa. Sinwar bahkan pandai menyimpan rahasia bahkan di dalam penjara di antara tahanan lain, serta memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan memimpin banyak orang.
Hasil identifikasi Michel sejalan dengan informasi yg dikumpulkan wartawan senior Israel yg bekerja untuk dinas inteligen Israel, Ehud Yaari yg mengatakan, Sinwar sebagai seorang psikopat, ancaman terbesar bagi Israel.
Selama di penjara 23 tahun, di masa-masa awal penahanan Sinwar ditempatkan di sel isolasi yg membuat karakter dan pola pikirnya semakin buas dan radikal terhadap zionis.
Ia dengan cepat naik jabatan menjadi pemimpin semua tahanan Hamas di penjara-penjara Israel, sebuah jabatan yg berpengaruh dalam hierarki kelompok tersebut.
Namun dengan kecerdasannya, Sinwar tahu bagaimana memainkan pesona pribadinya. Sudut pandang Yaari tentang Sinwar berubah seketika.
Yaari mengatakan, tidak tepat juga kalau mengatakan Sinwar sebagai sikopat mutlak. Karena kadang-kadang kita akan merindukan sosok aneh dan kompleks ini.
Berawal dari interogasi Yaari di suatu hari. Sinwar mengatakan, Israel harus dihancurkan, tidak ada tempat bagi orang Yahudi di Palestina. Tapi mungkin kami akan mengecualikan anda.
Setelah 15 tahun masa tahanan, bahasa Ibrani Sinwar menjadi sangat fasih lantaran seringnya membaca buku-buku dan koran berbahasa Ibrani terbitan Israel. Ia lalu dibawa ke sebuah wawancara televisi Israel. Anehnya, Sinwar tidak menyerukan perang. Ia malah mendesak masyarakat Israel untuk mendukung hudna, atau gencatan senjata, dengan kelompok militan Hamas.
Kalimat Sinwar: Kami memahami bahwa Israel memiliki 200 hulu ledak nuklir dan memiliki angkatan udara tercanggih di kawasan itu. Kami tahu bahwa kami tidak memiliki kemampuan untuk menghancurkan Israel.
Kalimat Sinwar inilah yg merubah persepsi pejabat tinggi kemanan dan dinas inteligen Israel tentang dirinya. Bahwa seorang pria yg keras kepala dan kasar terhadap zionis dengan tubuh kurus dan rambut cepak, sudah melunak. Barangkali keras dan kejamnha tahanan Israel telah membuat Sinwar berubah.
Sejak saat itu, Israel memandang Sinwar sebagai seorang ekstremis yg tetap berbahaya namun mudah untuk dibuat patuh terhadap Israel. Israel menilai, jika dibebaskan , Sinwar akan lebih peduli dengan memperkuat kekuasaan Hamas di Gaza dan mendapatkan konsesi ekonomi dari Israel daripada mendorong Hamas untuk menghancurkan negara Yahudi.
Kesalahpahaman terhadap karakter Sinwar itu menjadi awal dari kegagalan intelijen terbesar Israel. Sejatinya, Sinwar telah berhasil melakukan penipuan besar-besaran. Inteligen Israel selama puluhan tahun yg berusaha menangkap karakter Sinwar di tahanan, gagal total.
Kobi Michel yg menjadi orang dekat Sinwar dalam masa-masa interogasi di tahanan, bahkan mengakui, dirinya sama sekali tidak memahami, tidak mengenal Sinwar dengan baik setelah puluhan tahun ditugaskan menginterogasi Sinwar. Pengetahuan kami tentang Sinwar "Nol".
Israel mungkin lupa, bahwa Sinwar adalah orang terdekat dan murid yg berguru langsung ke Syaikh Ahmad Yasin, pendiri Hamas. Bahkan saking dekatnya, Sinwar menjadi salah satu pembisik Ahmad Yasin.
Kedekatan Keduanya terjalin sejak tahun 1984, sebelum Hamas didirikan. Sebelum membantu pendirian Hamas di tahun 1987 dan pendirian sayap Militer Al-Qassam, Sinwar ditugaskan memimpin aparat keamanan internal yg ditakuti, bertugas melenyapkan para tersangka kolaborator dan spionase Israel.
Hal itu membuatnya mendapat julukan "si jagal Khan Younis", yg masih digunakan oleh sebagian warga Palestina hingga saat ini. Bahwa sejak puluhan tahun lalu, Sinwar dididik Ahmad Yasin sebagai martir yg brutal terhadap Zionis.
Kini, setelah lepas dari tahanan pada 2011 lalu, Sinwar telah menjadi sosok yang hampir mistis bagi warga Palestina, khususnya di Gaza. Banyak warga Palestina merasa bangga. Sinwar sangat populer di jalanan Palestina.
Banyak yg menilak kebangkitannya di Hamas bergantung pada reputasinya yg keras, tegas dan buas terhadap Israel.
Sekarang Sinwar memang mengenakan seragam politisi berupa celana panjang dan kemeja berkancing. Namun tatacaranya di lapangan masih sama. Menggunakan roket-roket sebagai kemampuan utamanya berbicara dan bernegosiasi dengan Israel.
Sinwar bahkan mengatakan, sangat mudah bagi kami mengirim ratusan bahkan ribuan roket ke Israel dibandinglan meneguk air dari gelas.
Dengan jengkelnya, pejabat Tinggi Israel menyebutnya sebagai "sosiopat". Sinwar tidak akan berpikir dua kali untuk mengorbankan nyawanya demi melenyapkan Zionis. Sebagaimana yg dikatakan Netanyahu: Sinwar, Manusia Mati yg berjalan.
Kini, selepas serangan 7 Oktober, Sinwar menghilang entah kemana. Pergerakannya sulit dilacak inteligen Israel. Sinwar diduga melakukan kamuflase diplomatik ke sejumlah negara untuk mendukung kekuatan militer Hamas di Gaza.
Perwira tinggi intekigen militer israel, Milstein mengatakan, akan menangkapnya hidup atau mati. Dia harus segera dilumpuhkan karena dia dimotivasi oleh kebencian, pembantaian, dan penghancuran Israel. Ditambah, Sinwar memahami dengan baik seluk-beluk kemanan, militer dan cara kerja inteligen Israel. Hal ini akan menjadi langkah progresif bagi Hamas melakukan penetrasi yg lebih dalam dan menakutkan lagi di banding serangan 7 Oktober yg dipimpinnya saat menjadi pemimpin Hamas di Gaza. Tentu saja potensi ini menjadi momok yg cukup menakutkan bagi Israel.
Gaza mungkin akan menghadapi serangan dahsyat, dengan Sinwar sebagai target utama. Namun Israel masih merasa rendah hati menghadapi kecerdasan dan kemampuan kamuflase Sinwar. Kobi Michel menegaskan, pastinya Sinwar tidak akan menyerah. Ia akan mati di sana, di Gaza.
Allah merahmati mu ya Abu Ibrahim...
(Faisal Lohy)