Oleh: AZWAR SIREGAR (Pendukung Militan Prabowo)
Saya pikir Bang Anies, pendukung dan sekelilingnya sudah belajar.
Tapi ternyata belum!
Mereka masih kelompok buta politik dan seringkali tetap terjebak dan memperlalukan politik itu sekaku kanebo kering.
Sudah kalah Pilpres tapi masih tetap sombong, angkuh, jumawa dan "ngotot" dengan taik-len "Perubahannya".
Makanya sekarang "disikat" habis sama KIM dengan KIM Plusnya.
Sampai sekarang saya meyakini, memang ada "operasi politik" untuk mengalahkan Anies bahkan sebelum bertanding di Pilgub.
Artinya kalau bisa Anies dikalahkan (lagi) tanpa efek kerusakan lebih dalam, dia tidak ikut di Pilgub Jakarta, kenapa tidak?
Kalau mengalahkan Anies dipertarungan Pilgub Jakarta, menurut saya resikonya memang cukup besar. Bisa saja Anies malah menang.
Kalaupun Anies kalah, dibutuhkan waktu cukup lama untuk membuat Kota Jakarta adem kembali.
Mengingat gaya politik Anies yang pintar memainkan emosi pendukungnya. Termasuk dengan menyalahgunakan konsep politisasi Agama.
"Berarti Anies dijegal dong bang, biar ngga bisa ikut Pilgub?"
Kalaupun mau disebut "menjegal", ya sah-sah saja. Dalam permainan Politik ya sah-sah saja.
Makanya sejak awal sekalipun saya bukan Pendukung Bang Anies. Saya sudah menasehatinya kalau mau terjun ke Politik, ya gabung dong dengan Parpol!
Ridwan Kamil misalnya. Gabung dengan Golkar. Atau Pak Dedi Mulyadi, mantan kader Golkar kemudian gabung dengan Gerindra. Tapi maju beliau mau ke Pilgub Jawa Barat tetap didukung Golkar.
Lah Bang Anies, Partainya apa?
Apa Bang Anies merasa terlalu besar untuk menjadi Kader Parpol? Atau merasa Parpol terlalu kotor dengan kesuciannya?
Makanya Bang Anies selalu ngomong maju Pilpres karena diminta rakyat. Kalah. Sekarang maju Pilgub Jakarta juga karena diminta rakyat...
Emang dulu maju ke Pilgub Jakarta 2017 ada rakyat Jakarta yang minta?
Saya jamin ngga ada. Tapi bisa maju Pilgub Jakarta karena didukung dan dimodali Pak Prabowo. Diperjuangkan oleh pendukung Pak Prabowo, kader-kader Gerindra dan PKS.
Kenapa ngga mau gabung Gerindra atau PKS?
Merasa terlalu besar untuk jadi Kader Gerindra atau Kader PKS ya?
Ya sudah, rasakno!
(fb)