Oleh: Ibnu Yasin
Hadits Hudzaifah tentang "pemimpin berhati setan dalam tubuh manusia, tidak mengambil petunjuk Nabi..."
Telah dijelaskan oleh para ulama semisal Imam An-Nawawi di Syarah Shahih Muslim, Imam Asy-Syaukani dalam Nailul Awthar dll bahwa maksudnya ialah pemimpin zhalim yang jahat, bukan maksudnya pemimpin yang telah terjatuh dalam berbagai kekufuran semisal maniak dukun dll. Tidak ada satupun ulama yang menafsirkan itu untuk pemimpin yang berhukum dengan selain hukum Allah.
Ulama kontemporer semisal Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan sampai 2x menjelaskan di dua kesempatan berbeda bahwa maksudnya ialah pemimpin yang jahat, bengis, fasik, zhalim YANG TIDAK SAMPAI KEPADA KEKUFURAN. Sebagaimana Hajjaj dll dan para penguasa zhalim sejak era salaf hingga khalaf (karena tidak pernah ada penguasa yang berhukum dengan selain hukum Allah sejak era salaf hingga khalaf).
Penjelasan beliau bisa disaksikan dan didengar di sini:
Juga disini :
Semua ulama menjelaskan tetap mendengar dan taat dalam rangka menghindari mudharat yang lebih besar jika melawan. Namun para ghulat murjiah malah membawakan hadits tersebut kepada pemimpin negeri Konoha.
Kita juga tidak melawan, memberontak atau mengajak orang lain, namun janganlah memilintir secara sadar atau tidak sadar terhadap hadits yang mulia, tapi untuk tujuan hina, membela para penguasa yang telah jelas jatuh ke dalam kubangan kekufuran.
(*)