Dihantam Boikot, KFC Indonesia Mengalami Peningkatan Kerugian Hingga 6.173%, Penjualan Turun Drastis

Biang Kerok Rugi KFC Bengkak 6.173 Persen di Indonesia

Kerugian pengelola restoran cepat saji KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), bengkak 6.173,9 persen di semester I 2024.

Perusahaan makin tekor seiring dengan turunnya pendapatan perusahaan, yakni sekitar Rp620 miliar.

Berdasarkan salinan laporan keuangan perusahaan dalam keterbukaan informasi BEI, perusahaan menderita rugi bersih Rp348,83 miliar. Angkanya meroket 6.173,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp5,56 miliar.

Perusahaan merugi seiring dengan anjloknya pendapatan semester I 2024, yakni merosot dari Rp3,1 triliun pada semester I 2023 menjadi Rp2,48 triliun di semester I 2024.

Pendapatan makanan dan minuman yang merupakan lini bisnis utama perusahaan tercatat turun dari Rp3,1 triliun menjadi Rp2,47 triliun.

Penurunan juga terjadi dari komisi atas penjualan konsinyasi dari Rp11,85 miliar menjadi Rp10,46 miliar.

Sementara itu, beban pokok penjualan turun tipis yakni dari Rp1,14 triliun menjadi Rp1,06 triliun. Bahkan, ada peningkatan beban operasi lain dari Rp10,06 miliar menjadi Rp22,07 miliar.

Dari sisi liabilitas, beban utang perusahaan naik sepanjang paruh pertama tahun ini dari Rp3,1 triliun menjadi Rp3,5 triliun.

Sementara itu, jumlah aset perusahaan tercatat meningkat Rp3,91 miliar menjadi Rp3,97 miliar.

KFC merupakan salah satu perusahaan yang terdampak gerakan produk yang dinilai mendukung atau terafiliasi Israel.

Selain KFC, merek-merek asal Amerika Serikat lainnya seperti Starbucks, Pizza Hut dan McDonald's juga jadi sasaran gerakan boikot.

Imbas gerakan boikot bahkan berdampak serius di Malaysia. Mei lalu, KFC menutup sementara lebih dari 100 gerai di tengah aksi boikot.

Harian Tiongkok Nanyang Siau Pau melaporkan 108 gerai jaringan restoran cepat saji asal AS itu telah berhenti beroperasi. Negara bagian Kelantan adalah wilayah yang paling terdampak dengan hampir 80 persen atau 21 gerai ditutup.

QSR Brands (M) Holdings Bhd yang merupakan induk perusahaan KFC dan Pizza Hut di Malaysia, mengatakan pihaknya menutup sementara seluruh gerai KFC dengan alasan "respons terhadap kondisi ekonomi yang menantang".

Mereka juga menawarkan kesempatan pemindahan penugasan kepada karyawan toko yang terkena dampak penutupan gerai.

"QSR Brands dan KFC Malaysia telah mengambil langkah proaktif untuk menutup sementara gerai sebagai cara untuk mengelola peningkatan biaya bisnis dan fokus pada zona perdagangan dengan keterlibatan tinggi," katanya dalam sebuah pernyataan, Senin (29/4) malam, seperti dilansir Reuters.

(Sumber: CNNIndonesia)
Baca juga :