Oleh: Naniek S Deyang
Saya sangat setuju IKN dibangun, kalau perlu seluruh Propinsi dijadikan Ibu Kota biar pemerataan terjadi, tapi kalau rakyat kita masih banyak yang mati kelaparan di jalan atau pengangguran makin menumpuk, apakah pantas kita menghambur-hamburkan duit negara untuk membangun ibu kota?
Sejahterakan rakyamu wahai pemimpin, setelah itu bangunlah gedung-gedung tinggi. Pak Harto adalah presiden yang punya perencanaan lima tahun dalam membangun lewat program REPELITA (rencana pembangunan lima tahun).
Semua direncanakan dengan seksama oleh Pak Harto, namun dasar pembangunan Pak Harto tetap sektor agraria meski kita juga punya industri pesawat terbang, sehingga kita bisa swasembada pangan dan tidak ada rakyat yang kelaparan.
Pak Harto membangun industri juga terencana, pertama dia biarkan investor masuk yang hanya menjadikan kita sebagai negara "tukang jahit" alias tempat makloon, namun Pak Harto kemudian mempunyai persyaratan setelah menjadikan Indonesia sebagai negara makloon, maka investor harus melakukan industrialisasi atau investasi dengan merek. Lihat kawasan-kawasan indutri dibangun dimana-mana. Hampir tidak ada cerita PHK di jaman Pak Harto. Kita menjadi eksportir tekstil terbesar di dunia (nomer 1), bahkan kita punya indurti hulu sampai hilir di industri tekstil.
Lalu sekarang industri-industri tekstil yang rata-rata punya etnis India seperti Texmaco, Indorama, dan industri punya pengusaha Melayu (pengusaha bermata lebar), semua menjadi BANGKAI. Dari negara eksportir tekstil nomer 1 di dunia, kita sekarang menjadi importir tekstil terbrutal di Dunia, karena produk tekstil China mengalir deras masuk termasuk pakaian jadi. Indutri kita pun mati semua, padahal tekstil dan produk tekstil menyerap tenaga paling besar!!
Dulu Pak Harto melindungi industri kita dengan menutup rapat pintu impor!!! Sekarang kita malah membiarkan pintu impor dibuka lebar, ibarat seorang gadis negara ini dibiarkan diperkosa habis negara lain, karena pejabatnya korup dan hobi disogok!
Setelah reformasi apapun peninggalan orde baru dirusak dan dianggap tidak benar. Reformasi melahirkan rakyat miskin dan pengangguran!! rakyat semua dijadikan tukang ojek karena gak ada pilihan, setelah mereka di PHK, mereka sulit memperoleh pekerjaan! Mengapa? Industri kita ambruk terhantam barang impor terutama dari China!
Tidak satu pun menteri perindustrian sesudah reformasi berhasil membangkitkan indutri kita, kenapa? Karena rata2 dipilih dari partai atau ditunjuk karena kedekatan dengan penguasa. Bahkan menteri di era Pak Jokowi ini paling ancur, sekarang menteri perindustriannya bukannya sibuk mengurus perkembangan industri di Indonesia, malah ikut bermain dalam konflik di tubuh Golkar dan sekarang ditunjuk sebagai PLT Ketum Golkar.
Sejak reformasi, tidak ada satu pun presiden yang mempunyai konsen membangun industri di dalam negeri, semua balapan impor dan memelihara para pemburu rente. Itulah yg kini terjadi, yaitu pasar2 kita diisi barang impor, dan akhirnya PHK dimana-mana terjadi! Kita bukan menjadi bangsa produsen, tapi bangsa pembeli (konsumen).
Sulitnya mencari kerja itulah yg mendorong orang semua kerja jadi tukang ojek (ojol) karena industri jasa itu yg masih ada peluang meski pasarnya sudah menyempit, dan dalam persaingan yg ketat, tidak mudah memang mencari orderan, akibatya mereka tidak punya uang hanya sekedar utk beli makan, dan entah sdh berapa puluh kali kita mendengar atau membaca berita tukang ojek mati kelaparan di jalan. Jangan ditanya nasib yg lebih miskin dari tulang ojek saat ini! Jadi kalau saya mengkritisi pemerintah karena kebetulan saya dikasih nurani oleh Allah SWT.
Wahai para pemimpin, mengurus orang miskin memang tdk membuat gagah dan tdk ada uang yg bisa dipungut, tapi ingatlah udara yg mereka hirup dan yg kalian hirup sama, yaitu udara negara Indonesia! Kwalat kalian kelak membiarkan rakyat mati kelaparan di jalanπππ
(fb)