BAHKAN, SEPERTINYA KITA PUN BELUM SAMPAI KE LEVEL BELIAU

BAHKAN, SEPERTINYA KITA PUN BELUM SAMPAI KE LEVEL BELIAU

Salah satu kalimat dahsyat dan luar biasa yang diucapkan oleh menantu perempuan Ismail Haniya, Inas Haniya, setelah menceritakan musibah kematiannya adalah,
ولكن الدنيا فانية
"Akan tetapi, dunia itu fana."

Kalimat sedahsyat ini tak akan keluar kecuali dari hati yang penuh dengan kekuatan iman, sebab kalimat tersebut diucapkan justru di saat pemiliknya sedang dihantam ujian berat dan cobaan yang besar, kehilangan keluarga, harta benda, tempat tinggal, rasa aman, dan bahkan kehilangan negara. Dan juga kalimat tersebut menunjukkan bahwa sama sekali tak ada kekalahan meski musuh berhasil mengalahkannya.

Ya, kehilangan keluarga, harta benda, tempat tinggal, rasa aman, dan bahkan kehilangan negara adalah kekalahan mahadahsyat  yang telah ditimpakan oleh musuh. Akan tetapi, jika kedigdayaan musuh tak berhasil mengalahkan jiwa dan gagal total mencerabut keimanan, maka bagi orang-orang mukmin sejati itu bukanlah kemenangan. Justru kemenangan sejati bagi seorang mukmin adalah, 

Pertama, kemenangan mempertahankan jiwa untuk tetap dalam keimanan meskipun telah kehilangan segala rupa kenikmatan dunia.

Kedua, kemenangan jiwa dalam memandang dunia sebagai hal yang remeh. Menang atas musuh adalah perkara dunia, memiliki keluarga, harta benda, tempat tinggal, rasa aman, dan negara adalah juga perkara dunia. Maka dari itu kehilangan semua hal tersebut adalah bukan kehilangan.

Betapa kalau kita perhatikan saat kalimat tersebut diucapkan justru terlihat semburat ketenangan meski terbalut tangisan dan terselimut air mata. Tapi justru semburat ketenangan itulah pesan kuat yang bisa ditangkap, dan hendak beliau sampaikan kepada kita, bahwa kehilangan keluarga, harta benda, tempat tinggal, rasa aman, dan bahkan kehilangan negara adalah bukan kehilangan, dan bukan pula kekalahan, karena dunia itu fana. Dan yang disebut kemenangan adalah.... 

KEMENANGAN MEMPERTAHANKAN PRINSIP DAN KEIMANAN.

(Fairuz Ahmad)
Baca juga :