Orang yang pernah ke Saudi kerap bercerita orang Bangladesh itu keras dan ngeyelan. Tapi uniknya negara Bangla justru dipimpin perempuan selama puluhan tahun.
Bangladesh dahulu adalah wilayah Pakistan timur. Namun karena kecewa pada penanganan pusat ketika bencana topan yang sangat mematikan, separatisme menguat.
Didukung India, perang kemerdekaan Bangladesh sangat berdarah, sebab Pakistan sendiri tidak mau melepasnya.
Singkat cerita Bangladesh merdeka (26 Maret 1971). Rezim berkuasa kemudian membuat aturan yang menganakemaskan pejuang kemerdekaan dan keluarganya, sambil meminggirkan orang-orang yang dituding memihak Pakistan.
Keturunan pejuang kemerdekaan ini mendapat privilege dari negara terutama saat mendaftar PNS atau pegawai plat mereka. Mereka diberi kuota khusus yang sangat besar.
Sebaliknya, warga yang dituduh sebagai keturunan pendukung Pakistan lebih dipersulit karena dianggap ancaman atau pengkhianat.
Akhirnya inilah yang memicu demo baru-baru ini. Terlebih PM Hasina kerap melontarkan kalimat perpecahan, antara keturunan pejuang dan yang bukan, padahal sekarang sudah lewat 3 generasi.
Meski seorang wanita, Hasina ternyata bertangan besi. Ratusan pendemo tewas dieksekusi di jalan dengan dalih memulihkan kamtibnas Bangladesh.
Zaman sekarang, makin dikerasi suatu demo malah makin membesar dan mendapat simpati lebih banyak. Akhirnya pihak militer ambil sikap dengan menyatakan mendukung demonstran.
Membuat Hasina kehilangan kekuatan dan langsung kabur ke India.
Namun siapa bilang ini selesai baginya. Hasina masih punya harapan untuk berkuasa lagi di masa depan, karena banyak elit Bangladesh masih terikat dengan dirinya.
Kelompok Islam termasuk yang kurang disukai oleh rezim Hasina karena dianggap keturunan pendukung Pakistan, sehingga banyak gerakan yang ditekan olehnya.
(Pega Aji Sitama)