Anies (mungkin) Gagal Nyagub
Oleh: Muh. Nursalim*
“Wilujeng sumping Kang Emil ti Jakarta (selamat datang Kang Emil di Jakarta),” kata Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri kepada wartawan, Sabtu (3/8/2024).
Words don't mean, people mean. Kata-kata itu tak punya makna, masyarakat pembacalah yang memberi makna. Maka kalimat tersebut menjadi beragam tafsir sesuai dengan yang ada di otak masing-masing.
Otak saya langsung on. “Berarti ada kemungkinan Anies tidak akan dapat kendaraan untuk nyalon gubernur DKI”.
Logika politiknya begini....
Anies itu calon terkuat di DKI. Lembaga survei manapun menempatkan mantan capres itu di urutan pertama. Dilawankan dengan siapapun. Bahkan sekelas Ridwal Kamil pun tidak berani melawan Anies. Daripada berdarah-darah dan kalah lebih baik ia tetap di Jabar.
Satu-satunya cara agar Anies kalah adalah, ia tidak dapat kendaraan. Sehingga lawannya lenggang kangkung menang dengan mudah. Kalau skenarionya seperti ini Kang Emil pun siap maju di Jakarta.
Kang Emil Itu pengurus Golkar. Saat ini partai orde baru tersebut sudah resmi mengusung Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur Jabar. Berarti tertutup sudah peluang Ridwan Kamil balik ke Jabar. Maka ucapan Ahmad Mabruri di atas menjadi pertanda kuat mantan gubernur Jabar itu nyabub di DKI.
Ada dua partai yang sudah mencalonkan Anies menjadi cabub. Tetapi belum deal, karena masih tarik ulur tentang wakilnya. PKS mensyaratkan Sohibul Imam jadi wakilnya Anies. Tetapi PKB menolak. Karena Anies bisa kalah jika pengurus PKS tersebut menjadi wakilnya. PKB juga sempat mengusung Anies di DKI tetapi juga belum deal.
Wacananya sekarang yang dihembuskan adalah KIM plus. Koalisi Indonesia Maju yang terdiri dari partai-partai pengusung Prabowo-Gibran ditambah PKS, Nasdem dan PKB. Tiga partai yang sudah menyatakan mengusung Anies itu bisa berubah haluan. Caranya seperti biasa.
Pertama, diiming-imingi masuk ke kebinet Prabowo. Sinyal ke arah sana cukup kuat. Peluang itu sangat terbuka. Karena walaupun kemarin berseberangan dengan KIM tetapi dua kali Prabowo nyapres yang mengusung salah satunya adalah PKS. Kedua, PKS mau masuk KIM jika kadernya jadi wakilnya Kang Emil. Ini juga tawaran yang masuk akal. Daripada ikut Anies tidak jelas nasibnya lebih baik ikut yang jelas tawarannya.
Ketiga, untuk PKB Koalisi Indonesia Maju juga sudah menawari bergabung. Waketum PKB Jazuli Fawaid juga sudah menjawab “bisa saja seperti itu”. Keempat, Nasdem juga ada sinyal masuk KIM. Dengan bebagai alasan kemungkinan bisa meninggalkan Anies.
Kalau PKS, Nasdem dan PKB tinggalkan Anies maka otomatis mantan gubernur DKI itu gagal dapat kendaraan.
Tinggal PDIP yang ngotot melawan KIM. Tetapi kursinya di DKI tidak cukup bila tanpa sokongan parta lain. Partai moncong putih itu masih kurang 6 kursi bila mengusung cagub DKI. Jadi ada kemungkinan PDIP hanya menonton saja. Ikut gabung KIM tidak mungkin, bila berangkat sendiri tidak bisa.
Maka, Kang Emil ada peluang melawan kotak kosong. Detik-detik terakhir bisa saja wakilnya bukan dari PKS, Nasdem atau PKB tetapi malah Kaesang.
Orang beriman santai saja melihat manuver politisi. Manusia merencanakan macam-macam. Bila sesuai dengan kehendak Allah yang mereka rencanakan akan terwujud. Tetapi bila Allah tidak berkehendak maka walaupun semua partai sepakat mengusung si A misalnya. Maka tetap saja tidak akan jadi.
Pandangan orang beriman itu bukan hanya angka-angka dukungan. Tetapi naik dikit ke arah hakekat. Hakikinya kekuasaan itu milik Allah, Dia memberikan kekuasaan itu kepada siapa saja yang dikehendaki. Demikian pula Dia bisa mencabut kuasa dari yang dikehendaki. Santai saja.
05/08/2024
*sumber: fb penulis