Oleh: Mimi Hamida
Semalam, emosiku semakin memuncak saat aku melihat tingkah si bungsu dan istrinya.
Saat bapaknya sibuk menghalalkan segala cara untuk mencarikannya pekerjaan, si bungsu dan istrinya flexing sedang asik menikmati kemewahan di Amerika Serikat.
Istri si bungsu bahkan tanpa empati posting roti seharga ratusan ribu, juga stroller bayi yang saat dikepoin netizen, harganya puluhan juta.
Netizen pun lalu menjuluki istri si bungsu sebagai Marie Antoinette (Ratu Prancis terakhir sebelum Revolusi Prancis), karena dia tone deaf, alias diam saja dan justru menikmati semuanya, menikmati kehidupan mewahnya tanpa peduli jika negara sedang diobrak-abrik demi mencarikan kerja suaminya.
Aku sampai menangis saking kesalnya. Sampai rasanya, detik itu juga aku mendadak ingin jogging melewati jalan depan rumahnya istri si bungsu yang memang hanya walking distance (cukup jalan kaki) dari tempatku, dan mbengok (teriak), 'keluarga nggak punya empati!'
Sayang, karena tenaga sudah habis karena menangis, aku batal jogging lewat depan rumah istrinya si bungsu.
Lalu, sama seperti netizen lainnya, aku juga berniat menuliskan kata-kata 'cinta' di Instagram istri si bungsu yang sedang hamil besar itu.
Sambil berurai air mata, aku menyempatkan diri membaca komen-komen netizen dulu, sebelum aku mengetik kata-kata cintaku.
Lalu, di satu titik, tiba-tiba aku ngakak, jadi seperti wong gendheng yang nangis sambil ngakak, gara-gara ada akun yang komen begini:
"SEMOGA ANAKMU MIRIP BAHLIL!"
😌