Sosial Media so sial
Ceritanya ada pasangan yang sedang ribut, selama 2 bulan mereka memutuskan pisah tempat tidur. Selama dua bulan tidak ada yang tahu perkara ribut mereka. Dan selama 2 bulan, bukannya akur, masalah antara mereka justru semakin membesar.
Nah, sesudah dua bulan ketika suami memutuskan pergi dari rumah dan berniat menceraikan istrinya, semua kerabat akhirnya tahu perihal masalah antara mereka. Meski berusaha mendamaikan tidak ada yang berhasil meyakinkan suami untuk memaafkan. Alasannya?
Selama dua bulan, si istri memang tidak cerita, tapi tangan isengnya rajin membagika postingan model "Kamu pikir saya tidak bisa hidup tanpamu", atau "Saya yang berjasa dan paling berkorban, kamu tidak menghargai dan tak tahu berterimakasih", atau meme semacam "Kamu itu di mata saya kecil dan tak berarti, dengan mudah kamu saya enyahkan dari hidupku". Jadi, meski mulutnya terkunci, sayang tangannya bocor.
Akibatnya, sekarang istri hanya menangis tak percaya suami akan menceraikan. Masalah yang bermula kecil, membesar gara-gara medsos, dan mengganas karena menjadi sorotan banyak orang.
Nah, buat yang baca tulisan ini, ingat baik-baik medsos bukan tempat menyelesaikan masalah, medsos bukan tempat saling sindir atau saling "jemur kotoran kotor", buka-bukaan aib di khalayak ramai. Medsos bukan tempat berkeluh kesah, meminta nasehat atau membocorkan rahasai dan saling mempermalukan. Dewasa memang tak kenal usia.
Wallahu 'alam bissawab.
(Du'aa Ahmad Nahrawi)