Sore menjelang Maghrib saya berkendaraan untuk mengisi kajian, tiba tiba terlihat dari kejauhan seorang wanita bermobil putih menyimpangkan mobilnya didepan mobil lain dan turun dengan emosi yang sangat tak terkendali memukuli mobil tersebut dan berusaha mematahkan spion mobil mewah tersebut.
Banyak orang berkerumun tapi tidak membuat keadaan jadi kondusif.
Saya merasa terganggu karena mobil saya tidak bisa lewat.
Lalu saya pinggirkan mobil saya, dan saya coba mendekat.
Ternyata wanita yang keluar dari mobil putih itu adalah seorang Istri yang suaminya diselingkuhi (sebut saja ani, bukan nama asli) oleh wanita yang berada di dalam mobil mewah (sebut saja Ika, bukan nama asli), pantas emosinya tak terkendali gumam saya.
Lalu saya mencoba dialog dengan Ani, saya katakan "maaf teh apa yang teteh inginkan dari wanita di dalam mobil?"
"Dia harus ngaku dan berhenti berselingkuh dan menggoda suami saya!"
Baik, saya coba bantu, tapi teteh janji tidak emosional ya? jangan memukul dan melakukan kekerasan? Bahaya jika teteh melakukan kekerasan maka teteh yang rugi, yuk mobilnya dipinggirkan dulu.
Alhamdulillah Ani bersedia mengikuti arahan kami dengan jaminan wanita di dalam mobil tidak akan melarikan diri.
Kemudian saya membujuk Ika untuk meminggirkan mobilnya dan memintanya keluar untuk membicarakan kasus yang mereka berdua hadapi.
Saya dibantu 2 orang bapak bapak memediasi dua wanita yang memperebutkan laki laki entah siapa itu.
Hingga akhirnya kami minta suami Ani datang ke tempat tersebut, setelah beberapa menit suaminya yg berada tdk jauh dari lokasipun hadir.
Lalu saya minta laki laki itu menyelesaikan persoalannya. Kami menyarankan buat surat perjanjian. Dan jangan menggunakan kekerasan, sayangi keluarga. Dan buat Ika kami nasehatkan agar berhenti dari berbuat hal yg tidak patut. Jaga kehormatan diri sendiri dan jangan ganggu rumah tangga siapapun.
Mereka mengucapkan terimakasih pa ustadz..
Lah kok pada tau kalo saya guru di pesantren?
Apa karena jenggot dan cingkrang ya? Hehehe...
(Wahab Rajasam)