Ada kasus santriwati dinikahi oknum Ustaz di ponpesnya tanpa wali.
Saya nonton cuplikannya di Podcast Densu. Densu tanya ke korban,
"Apakah ada malam pertama?"
"Dimana malam pertama terjadi?"
Mendengar Densu tanya begitu, ayah korban langsung menangis tersedu-sedu. Katanya ia merasa sudah jadi ayah yg gagal bagi putrinya.
Dia mungkin merasa sudah membiarkan keperawanan putrinya diobok-obok oleh orang lain yg tampilannya religius.
Saya bisa merasakan gimana rasa sakit dan hancur si ayah. Saya mungkin akan sesedih dan sehancur itu juga.
Yg begini-begini makin membuat saya semakin yakin untuk TIDAK MAU memondokkan anak-anak perempuan saya ke ponpes atau sekolah Islam manapun.
Saya dari dulu memang tim orang tua yg ANTI boarding school (mondok) untuk anak perempuan.
Saya gak mau latah ikut-ikutan masukin anak perempuan saya ke pondok. Putri-putri saya itu tanggung jawab saya. Mereka akan saya jaga seprotektif mungkin. Biarlah orang berkata apa.
Terlepas ada atau tidaknya kasus tsb, buat saya memondokkan anak perempuan ke ponpes itu lebih banyak mudharat atau risikonya. Terlebih di era sekarang.
Ini berlalu utk pondok pesantren afiliasi atau aliran manapun.
Jangan terlalu mempercayakan putri-putri kita diasuh ustaz-ustaz. Ustaz itu jg manusia, banyak ustaz yg bejat apalagi kalo udah kesemsem dan ada peluang.
Semoga musibah seperti ini gak terjadi pada putri-putri kita. Aamiin.
(Hendy Mustiko Aji)