Saya mau mengkritik Padang-Sumbar yang mulai "tercemar" maksiyat

Oleh: Naniek S Deyang

Saya mau mengkritik Padang-Sumbar. Buat saya yang orang Jawa, Padang pernah menjadi bagian hidup saya. Sebelum menjadi wartawan sempat 1 tahun saya menjadi area manager perusahan obat Amerika untuk wilayah Sumbar dan Riau.

Perusahaan obat Amerika yang tidak pernah diterima di Padang karena harga obatnya yang mahal, meminta saya mensosialisasikan produk obatnya di propinsi yang masyarakatnya banyak yang ogah pakai bahasa Indonesia itu. Sejak itu entah kenapa mendengar kata  Padang, yang terbayang di benak saya adalah Islaminya, dan budaya yang dijunjung tinggi.

Namun belakangan saya melihat Padang mulai "tercemar". Berapa banyak kejadi amoral di sana, termasuk seorang bapak yang memperkosa dua puteri kandungnya, dan peristiwa2 lain yg memilukan. Juga berita-berita soal P*K yang menyeruak.

Dulu tidak ada P*K, kalau ada pasti ngumpet-ngumpet, dulu tidak ada bar atau club-club malam. Kota Padang bak mati bila sudah pukul 21.00 Wib.

Tahun lalu saya tersedak, saat pergi ke Padang, banyak sekali perempuan muda berhijab duduk di resto hotel sambil menghisap rokok....dan pagi ini saya melihat NM artis seronok itu datang disambut bak artis besar oleh orang-orang Padanng.

NM menyanyi di bar dengan sponsor perusahan bir dan meja-meja para tamu juga dipenuhi bir. NM yang memakai pakaian melekat di tubuh hingga dua alat kemaluannya s*s* dan barang bawahnya terlihat jelas, saat menyanyi NM ditaburi saweran duit bertumpuk-tumpuk oleh lelaki pengunjung bar.

Padang yang kukagumi, mengapa wajahmu demikian bergeser jauhhh, dimana nafas Islami itu???

(fb)
Baca juga :