Kalau cuma “aktivis dan cendekiawan” saja gak bakal diundang Israel, justru karena ada embel-embel "NU" maka jadi tamu Israel


Pernyataan Terbuka atas Kunjungan 5 Aktivis NU ke Is^*el

Banyak wartawan yang bertanya tanggapan saya terhadap masalah ini. Daripada saya jawab satu persatu, dan dikutip tidak utuh, saya tulis saja tanggapan saya di sini. Silakan media jika ingin mengutipnya. Disclaimer: saya bukan lagi pengurus NU. Saya cuma warga NU biasa.

1. Saya mengenal beberapa nama yang berangkat menemui Presiden Is^*el itu. Bahkan saya sudah tabayun dg salah satunya via wa. Pengakuannya, undangan diatur lewat jaringan alumni Har^*rd, dan berkenaan dg akademik dan start up. Dan ini diklaim sebagai kunjungan pribadi, bukan atas nama NU. 

Kalau mereka cuma “aktivis dan cendekiawan” saja saya yakin mereka gak akan masuk radar untuk diundang ketemu Presiden. Justru karena ada embel2 NU-nya makanya mereka diundang. Jadi gak bisa ngeles dg mengatakan ini atas nama pribadi. Mohon maaf atas keterusterangan saya ini: tanpa NU mereka bukan siapa2 dan gak bakal masuk radar Is^*el.

2. NU itu bertindak bukan hanya atas pilar tasamuh (toleransi) dan tawasuth (moderasi), tapi juga tawazun dan i’tidal. Tawazun artinya seimbang. Itu sebabnya mereka saat mendapat undangan harus menimbang banyak hal terlebih dahulu, termasuk geo politik dan konflik yg terjadi saat ini. I’tidal artinya tegak lurus pada aturan main, keadilan dan kebenaran. Kita tahu bagaimana Mahkamah Internasional sudah bersikap. Begitu juga kebijakan pemerintah RI soal ini. Jadi yang dilakukan kelima orang itu jauh dari prinsip NU: tawazun dan i’tidal.

3. Presiden Is^el itu hanya simbol seremonial belaka. Tidak menjalankan roda pemerintahan sehari-hari. Jadi alasan mau berdiskusi soal konflik dg dia itu menunjukkan ketidakpahaman soal struktur pemerintahan Is^el. Lagipula seruan damai Sekjen PBB dan Paus Fransiskus saja dicuekin, mereka ini siapa kok merasa bisa mempengaruhi kebijakan Netanyahu. Banyakin ngaca mas - mbak 🙏🏻

4. Program kunjungan spt ini sudah lama berjalan bertahun2 dan selalu memicu kontroversi. Saran saya mereka yg merasa tokoh/aktivis/ulama sebaiknya menolak undangan semacam ini selama konflik belum usai. Yang untung cuma Is^*el dg kunjungan dari NU. Mudaratnya lebih banyak.

Tabik,

Nadirsyah Hosen


Baca juga :