HENTIKAN memanggil aki-aki ini dengan sebutan "Mama" Gufron

Buat para netizen siapapun anda, tolong HENTIKAN menyebut aki² bernama asli Iyus atau dikenal Ghufron ini sebagai "Mama" sebab dia tak layak menyandang gelar "Mama" tersebut!!! 

Gelar "MAMA" adalah sebuah gelar kehormatan yg diberikan oleh masyarakat Sunda yg muslim sebagai sebutan bagi seorang 'alim ulama besar yg memiliki ilmu agama yg mendalam & dia menjadi gurunya dari banyak ulama lainnya di tanah Pasundan. Selain itu juga gelar tersebut untuk menunjukkan ke'aliman, kezuhudan & kewaro'an para ulama yg mendalam dalam ilmunya tersebut. Banyak ulama Tatar Sunda yg digelari "Mama" sejak dulu, seperti Mama Syathibi Al-Qonturi (Gentur) Cianjur, Mama Gudang atau yg bernama asli Mama Ajengan Muhammad Suja'i, kemudian ada juga Mama Ajengan Cibaduyut atau bernama asli Mama Ajengan Muhammad Zarkasyi, ada juga seperti Mama Sempur atau bernama asli Mama Ajengan Tubagus Muhammad Bakri Sempur Purwakarta dll masih banyak ulama yg bergelar dengan Mama ini ditanah Sunda & mereka semuanya orang 'alim, Zuhud, waro' & sangat mendalam keilmuannya. Sampai saat ini pun makam mereka masih sering dikunjungi banyak orang untuk berziarah. 

Jadi sebutan "Mama" bukan mainan, bukan juga sebutan ecek² sebagaimana ditiap daerah di Nusantara memiliki ciri khas tersendiri ketika menyebut ulama didaerahnya, seperti di Jawa lebih dikenal istilah Kyai, ada juga di daerah Padang dikenal dengan Buya, ada juga di daerah Lombok dengan TG atau Tuan Guru dll. 

Jadi STOP menyebut si Ghufron ini dengan sebutan Mama, dia bukan Mama dia bukan ulama!! 

Selain sebutan Mama, di tanah Sunda juga ada sebutan lain bagi ulamanya diantaranya : 

* Mu'allim 
* Ajengan 
* Abuya 

Jadi jangan sematkan gelaran yg sangat mulia ini pada orang yg memang TIDAK LAYAK atau BUKAN AHLINYA, gk pantes orang ngecapruk semodel Ghufron ini disebut Mama, Ajengan, Mu'allim, Abuya dll. Jangan menggelari orang yg tak layak dengan dirinya, sebab ada juga akibat viralnya celotehan² si Ghufron ini yg akhirnya gelar Mama jadi bahan candaan & ejekan.

(Daly Lesmana Putra)
Baca juga :