Gereja tertua dan salah satu gereja paling bersejarah di Gaza, Gereja Saint Porphyrius, tak luput dari serangan Israel

[PORTAL-ISLAM.ID]  GAZA - Otoritas Palestina, pada hari Selasa (30/7/2024), menyebut serangan Israel terhadap Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius di Kota Gaza sebagai "kejahatan terhadap agama", Anadolu Agency melaporkan.

Kerusakan dilaporkan dalam serangan terhadap gedung tersebut, tempat puluhan orang Kristen Palestina yang mengungsi berlindung.

"Tentara Israel melakukan kejahatan baru dengan menargetkan Gereja Saint Porphyrius di Kota Gaza," Ismail Thawabteh, Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza, mengatakan kepada Anadolu.

"Ini adalah kejahatan terhadap agama dan merupakan bagian dari genosida yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina sejak 7 Oktober," tambahnya.

Pejabat Palestina mengatakan bahwa lebih dari 600 masjid dan tiga gereja telah dihancurkan dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

"Ini adalah kejahatan terhadap agama dan ajaran agama," katanya. “Israel tidak menghormati apa pun, dan tentaranya menggunakan roket dan bom seberat 2.000 pon (untuk menyerang) gereja dan tempat ibadah.”

Foad Ayyad, seorang Kristen yang mengungsi di Gereja, mengatakan dua rudal menghantam gedung tersebut saat fajar.

“Saya berada di dalam Gereja bersama anak saya ketika kami mendengar ledakan keras dan melihat asap mengepul,” katanya kepada Anadolu.

“Israel tidak membedakan antara masjid dan gereja dalam serangannya,” tambahnya.

Sebuah video menunjukkan artileri Israel mendarat di gereja tersebut tetapi untungnya tidak meledak, sehingga mencegah pembantaian ratusan warga Palestina yang mengungsi yang berlindung di dalam gereja tersebut.

[VIDEO]

Gereja Saint Porphyrius adalah salah satu situs Kristen tertua di Gaza. Gereja ini dibangun pada abad ke-5 dan dinamai menurut Santo Porphyrius, yang makamnya berada di dalam Gereja.

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas.

Setidaknya 39.400 warga Palestina telah tewas sejak saat itu, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan hampir 91.000 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Selama sembilan bulan perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional (ICJ), yang putusan terbarunya memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya.

(Sumber: Anadolu, Quds)
Baca juga :