DULU orang-orang Munafik sembunyi-sembunyi bertemu dedengkot Yahudi, SEKARANG mereka terang-terangan foto bersama dan bangga

DULU orang-orang Munafik sembunyi-sembunyi bertemu dedengkot Yahudi, SEKARANG mereka terang-terangan foto bersama dan bangga...

Sekelompok orang telah memilih gelar "cendekiawan" untuk mereka sendiri agar —dikiranya— punya hak untuk tersenyum di depan kamera di tengah isak tangis penderitaan orang-orang yang terjajah. Senyum yang bisa diartikan sebagai Persekutuan, karena tak masuk akal mengingkari Kebrutalan dengan wajah cerah manis. Dalam diskusi yang mereka maksudkan pun muskil untuk diharapkan adanya keberpihakan pada yang tertindas.

Persekutuan yang mereka perbuat itu ada jejak sejarahnya. Diprakarsai oleh segelintir munafik-munafik Madīnah yang bertemu dengan orang-orang Yahudi untuk "berdiskusi". Allah menceritakan sepak terjang mereka dalam surat al-Hasyr ayat 11.

Mereka dipersatukan dalam frasa "almaghdhubi 'alaihim" dalam surat al-Fātiḥah. Yang satu punya kepentingan agar punya pembela, yang satu punya kepentingan proyek, dana, atau ketenaran.

Bedanya, dulu orang-orang munafik sembunyi-sembunyi bertemu dengan keturunan kera terkutuk. Kini mereka bisa terang-terangan sembari melabeli diri cendekiawan dan pamer di media sosial.

Namun kesudahan orang yang dulu dengan sekarang akan sama. Kita lihat saja nanti...

(fb)
Baca juga :