Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
Salah satu ucapan “aneh” yang belakangan diajarkan oleh para “dukun modern” (perawat/bidan) di berbagai klinik bersalin adalah perkataan-perkataan tak berpahala, bahkan bisa berpotensi dosa, yang menjauhkan para ibu dari tawakkal ‘alaLlah. Perkataan apa itu?
Seorang teman bercerita saat menunggui istrinya bersalin, menemani di ruangan yang sama, berada di sisi istri ketika sedang sakit-sakitnya. Lalu “dukun modern” yang bertugas saat itu mengajarkan perkataan bathil, “Ibu, katakan pada diri ibu ‘aku kuat, aku kuat, aku kuat, aku pasti bisa’. Ibu pasti akan kuat sampai selesai persalinan.”
“Dukun modern” itu kemudian juga berkata, “Ajak adiknya yang dalam kandungan bicara, Bu ‘Ayo, Dik. Kita berjuang bersama-sama. Kita kompak ya, Dik….’ Biar dedeknya semangat. Biar dedeknya paham dan mau kerjasama untuk segera lahir.” Sungguh, perkataan yang menyelisihi Al-Qur’an, minimal surat An-Nahl ayat 78.
وَاللّٰهُ اَخۡرَجَكُمۡ مِّنۡۢ بُطُوۡنِ اُمَّهٰتِكُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ شَيۡـــًٔا ۙ وَّ جَعَلَ لَـكُمُ السَّمۡعَ وَالۡاَبۡصٰرَ وَالۡاَفۡـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ ٧٨
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apa pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur."
Inilah (yang disampaikan “Dukun modern”) kalimat-kalimat yang secara psikologi rusak. Bukan dari psikologi ilmiah. Ini dari pseudo-science. Sementara dari segi dien (aqidah) sangat bermasalah. Sangat bertentangan dengan hakekat hauqalah (Laa haula walaa quwwata illaa billah), sangat bertentangan dengan aqidah Islam. Bayangkan, apa yang terjadi sekiranya ibu itu mati saat melahirkan dalam keadaan mengucapkan kalimat-kalimat yang secara di hadapan syari’at tersebut??!
Apa yang diceritakan oleh teman saya tadi bukanlah satu-satunya, bukan pula yang pertama kali. Merebaknya perkataan-perkataan bathil tersebut sehingga sampai ke tingkat perawat, masuk di berbagai klinik, menandakan ada persoalan serius berupa banyaknya perawat yang jauh ‘ilmu, mudah ikut-ikutan pseudo-science dan tidak (lagi) bersungguh-sungguh mempelajari ‘aqidah.
(fb)