Dosen Universitas NU yang ikut jumpa dengan presiden Israel, ternyata....

Oleh: Budi Saks (eks jurnalis investigasi)

Dosen Universitas NU yang ikut jumpa dengan presiden Israel bersama kelima cecunguk itu yang membawa-bawa nama NU padahal kapasitasnya bukan sebagai pengurus NU hanyalah sebagian saja dari kader-kader NU yang "terbeli" oleh program-program beasiswa luar negeri dengan agenda-agenda sekularisme, pluralisme, liberalisme yang mana produk turunannya nanti adalah Feminisme, LGBT, Agnotisme dll.

Sebetulnya mereka cuma "meneruskan" semacam "tradisi" di kalangan "intelektual" NU yang "berhasil" dipantau dan didoktrin untuk membawa issue-issue tersebut oleh senior-seniornya lebih dulu itu dari kalangan NU garis miring gendeng termasuk beberapa seniornya yang ikutan mengecam maupun yang sudah wafat.

Tapi "scout talent" (pencari bakat) dari Israel (dan lembaga-lembaganya) ini memang tak hanya mencari bakat pemainnya dari kalangan NU saja, ada juga dari Muhammadiyah dan beberapa institusi lain termasuk kampus Paramadina tentu saja selain kampus-kampus UIN seluruh Indonesia sejak IAIN berganti jadi UIN.

Dan memang ada peran dibelakang layar mereka juga dibalik kebijakan digantinya IAIN jadi UIN waktu itu.

Money talk lah bung....


Baca juga :