BOLEHKAH PEMILIH PRABOWO MENGKRITIK PEMERINTAH?

BOLEHKAH PEMILIH PRABOWO MENGKRITIK PEMERINTAH?

Tentu saja boleh. Banget 🙂

Bahkan disarankan sekali.

Tapi, ada beberapa hal yang kalian tidak bisa kritik:

1. Mengkritik tentang pajak naik, iuran-iuran naik.

Yang satu ini, ayolah, kalian dulu baca tidak visi dan misinya? Wah, kocak kalau kalian kritik beginian. Karena Prabowo memang berjanji menaikkan rasio pajak jadi 23%. Salah-satu cara agar janji ini terpenuhi adalah menaikkan pajak deh, mengejar siapapun agar bayar pajak. Kamu kritik ini? Itu artinya kamu tidak baca visi misi. Termasuk besok2 Tapera kembali diterapkan, BPJS naik, UKT naik, dll. Pemerintah itu sedang berusaha menunaikan janji2 di visi misi loh, kok kamu malah kritik? Kan kamu yg milih?

2. Mengkritik tentang 'nepotisme'

Ini fatal sekali. Banget. Siapapun yg mengkritik soal beginian, nyinyir saat pilkada ada calon dari keluarga pejabat, tapi dia saat pilpres pemilih Prabowo, duh lucu sekali. Kamu milih Prabowo memangnya tidak lihat wakilnya? Aneh. Mau apapun argumen dan logikanya, wakil Prabowo itu adalah produk 'nepotisme'. Memang rakyat yg memilih, kamu2 sekalian yg milih. Dan saat kamu pilih, itu konfirmasi jika kamu tdk keberatan siapapun pakai privelege. Saat hal begini terjadi di kasus2 lain, kamu harus dukung juga.

3. Program Bansos, Makan Siang Gratis

Kamu tidak bisa mengkritik bansos, makan siang gratis, dkk. Suer deh, jika kamu kritis soal begini lucu jadinya. Banget. Karena lagi2 ini adalah janji dalam visi dan misi. Prabowo akan melanjutkan bansos, bikin makan siang gratis, dkk. Termasuk turunan dan implikasi dari program2 ini agar pemerintah punya uang melaksanakannya. Seperti BBM dibatasi, subsidi2 lain dibatasi.

Paham?

Semoga pemilih Prabowo jadi semakin pinter deh. Kamu boleh banget kritik pemerintahan. Tapi hal2 yg telah ditulis di visi misi, hal2 yg telah kamu setujui saat nyoblos 02, please jangan dikritik. Karena kalau kamu maksa tetap kritik hal2 ini, itu membingungkan. Kamu dulu baca tidak sih? Mikir atau tidak sih? Atau hanya asal coblos saja?

(BY Tere Liye)

Baca juga :