Ada dosen dari Jogja yang sampai bilang: "Cangkem bosok"
Menurut saya, itu terlalu kasar.
Cangkem itu bahasa Jawa sangat kasar untuk menyebut mulut.
Eh ada yang lebih kasar lagi ding, congor. Tapi congor buat sebut mulut hewan, bukan manusia.
Bosok , itu busuk. Karena mulut, mungkin maksudnya yang keluar dari mulut itu busuk baunya.
Menurut saya, janganlah.
Ini kan manusia. Jadi kalau mau maki-maki dia, pakailah kata kata yang halus, bagaimanapun dia adalah Presiden kita, eh anda.
Cangkem bosok bisa diperhalus jadi
Tutukipun ambetipun boten sekeca.
Tutuk itu mulut. Ambet itu bau.
Boten sekeca itu busuk.
Jadi bahasa Indonesianya
Mulut busuk.
Menurut saya, sebusuk busuknya mulutnya, janganlah dimaki demikian kasar.
Bagaimanapun, dia adalah Presiden kita, eh anda.
Jadi menurut saya sih.
Kalaupun mulutnya busuk, kita tidak perlu menyampaikan dengan kata-kata yang kasar.
Menurut saya, ya gitu sih.
(@DokterTifa)
Ada dosen dari Jogja yang sampai bilang: "Cangkem bosok"
— Dokter Tifa (@DokterTifa) July 22, 2024
Menurut saya, itu terlalu kasar.
Cangkem itu bahasa Jawa sangat kasar untuk menyebut mulut.
Eh ada yang lebih kasar lagi ding, congor. Tapi congor buat sebut mulut hewan, bukan manusia.
Bosok , itu busuk. Karena mulut,… pic.twitter.com/N5rvALhUNf