[PORTAL-ISLAM.ID] PDI Perjuangan (PDIP) melempar sinyal kemungkinan mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon Gubernur Jakarta di Pilkada 2024. Salah satu sinyal itu disuarakan Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang menyebut figur Anies menarik untuk Pilgub Jakarta.
Pengamat politik Rocky Gerung menganalisa kemungkinan PDIP mengusung Anies di Pilgub Jakarta pada November 2024 bisa terjadi. Meskipun posisi Anies dan PDIP digambarkan impossible atau tidak mungkin bersatu lantaran perbedaaan secara ideologi.
"Karena Anies diasuh di wilayah agamis. Ada politik Islam di belakangnya. Bahkan, dianggap politik Arab, satire yang sebetulnya ngaco juga," kata Rocky dalam akun YouTube Rocky Gerung Official dikutip pada Senin, 10 Juni 2024.
Namun, dia menekankan usai perhelatan Pilpres 2024 berlaku prinsip politic is the art of attacking the impossible yang tidak mungkin itu bisa dikalahkan. Hal itu termasuk kemungkinan bersatunya antara PDIP dengan Anies dalam satu poros.
"Dan, itu mungkin jadi kegembiraan Anies termasuk Puan. Kan dalam politic the art of attacking the impossible yang mungkin. Nah, ini yang tidak mungkin," ujar Rocky.
Bagi dia, dinamika politik jelang Pilkada 2024 itu menarik karena kondisi berubah. "Justru itu yang jadi menarik itu karena keadaan berubah," tuturnya.
Rocky mengaku ingin melihat sinyal yang mesti dimainkan PDIP. Sebab, Anies tak bisa melempar sinyal itu lantaran tak memiliki partai politik.
"Jadi, sebetulnya kita mau lihat PDIP sebetulnya yang mainkan sinyal itu. Jadi, pasti bukan Anies. Karena Anies punya partai aja nggak ada kok," ujar Rocky.
Lebih lanjut, dia menuturkan PDIP saat ini kekuatannya tak menjadi Presiden RI. Namun, kekuatan PDIP bisa jadi pengendali di DPR yang keputusan politiknya bisa berdampak ke Jakarta.
Menurut dia, saat ini sinyal PDIP dan Anies dinilai dalam satu kapasitas yang sama yaitu ingin mengimbangi kekuasaan pemerintahan era Prabowo Subianto.
"Itu bagus juga, itu yang bisa kita andalkan sebagai balancing yang bagus. Menyatakan sudah ada kekuatan di luar kabinet Prabowo," sebut Rocky.
Rocky bilang Jakarta akan tetap jadi sinyal yang kuat meskipun statusnya nanti bukan lagi Ibu Kota Negara.
"Jakarta akan tetap jadi sinyal, apapun pindah tidak pindah. Jakarta akan tetap jadi persaingan politik di daerah. Di daerah mungkin ada persaingan politik, tapi tidak setajam Jakarta," tutur Rocky.