Oleh: Kang Irvan Noviandana
Saya pikir bualan Borobudur itu Baitul Maqdis gak banyak yang percaya, tapi melihat dari tulisan-tulisan yang sedang viral kok banyak orang-orang pengajian yang percaya begituan, mudah-mudahan jawaban sederhana ini bisa menjadi wasilah menyadarkan teman-teman.
Umat Islam yang mengenal agamanya tentu sudah tahu sejarahnya bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam semula sholat menghadap Baitul Maqdis, baik itu ketika di Mekkah juga saat di Madinah sampai turunnya ayat yang memerintahkan arah kiblat menghadap ke Masjidil Haram.
Kalau teman-teman tidak percaya bahwa sebelumnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sholatnya bukan menghadap Ka'bah, teman-teman bisa baca surat Al-Baqarah ayat 144:
فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا۟
"Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya."
Ayat tersebut turun ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sholat Dzuhur di Masjid Bani Salamah yang sekarang dikenal sebagai Masjid Qiblatain (masjid dua kiblat).
Ketika itu bulan Rajab tahun 2 Hijriyah, Rasulullah shalat Zhuhur di Masjid Bani Salamah. Ia mengimami para jamaah. Dua rakaat pertama shalat Zhuhur masih menghadap Baitul Maqdis (Palestina), sampai akhirnya malaikat Jibril menyampaikan wahyu pemindahan arah kiblat. Wahyu datang ketika Rasulullah baru saja menyelesaikan rakaat kedua.
Allah berfirman, “Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Allah dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (Al-Baqarah: 144)
Begitu menerima wahyu ini, Rasul langsung berpindah 180 derajat, diikuti oleh semua jamaah melanjutkan shalat Zhuhur menghadap Masjidil Haram, yang tadinya menghadap Baitul Maqdis, dengan tetap melanjutkan rakaat seterusnya hingga salam.
Sejak saat itu, kiblat umat Islam berpindah dari Baitul Maqdis, Palestina (menghadap ke utara dari Madinah), menuju Masjidil Haram (menghadap arah selatan dari Madinah). Masjid Bani Salamah ini pun dikenal sebagai Masjid Qiblatain atau Masjid Dua Kiblat.
Pertanyaan, di mana Baitul Maqdis kiblat pertama Rasulullah? apakah benar arahnya ke Borobudur?
Maka jawabannya ada pada bukti fisik di Masjid Qiblatain di Madinah, masjid yang dikenal sebagai masjid dua kiblat karena turunnya ayat yang merubah arah kiblat sampai hari ini masih berdiri kokoh, bukti kiblat yang semula menghadap Baitul Maqdis masih dipertahankan.
Pertanyaannya di mana arah Baitul Maqdis?
Jawabnnya adalah ke arah utara, seperti pada foto yaitu mengarah ke Yerusalem di Palestina.
Pada saat turunnya ayat di atas Rasulullah shallallahu alaihi wasallam langsung memalingkan posisi sholatnya 180 derajat ke arah selatan mengarah ke Masjidil Haram di Mekkah seperti pada foto, nah posisi Indonesia bisa di cek sendiri di peta arahnya ada di bagian Tenggara dari Masjid Qiblatain.
Jadi tidak ada bukti sama sekali Indonesia khususnya Magelang tempat candi Borobudur itu pernah jadi Kiblat pertama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Semoga penjelasan sederhana ini bisa menyadarkan yang percaya bualan Borobudur itu Baitul Maqdis yang asli.
(*)