KAMBING PUTIH
Oleh: Joko Intarto
"Oh besar juga kambingnya," komentar mertua saya ketika saya perlihatkan foto kambing kurbannya yang akan disembelih di Desa Kranggan Harjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Dalam foto yang saya lampirkan, terlihat dua ekor kambing. Yang hitam posisinya di dekat kamera. Sedangkan kambing yang warna putih lebih jauh.
Meski demikian, postur kambing putih lebih besar. Padahal lebih jauh dari kamera. Artinya, kambing putih ukurannya memang lebih besar dibanding kambing hitam.
Kambing yang berukuran lebih besar bukan otomatis harganya lebih mahal. Justru sebaliknya. Kambing putih itu dibeli dengan harga Rp2,5 juta. Sedangkan kambing yang hitam, walau lebih kecil, harganya lebih mahal.
Kok bisa? Ini rahasianya:
1. Kambing putih dibeli lunas Rp2,5 juta pada bulan Januari 2024 atau lima bulan yang lalu. Sedangkan kambing hitam baru dibeli beberapa hari sebelum Idul Adha.
2. Kambing putih dibeli langsung dari peternak di peternakan Wedhus Lemu binaan LAZISMU (Lazis Muhammadiyah) Grobogan. Sedangkan kambing hitam dibeli di pasar hewan qurban. Penjualnya mungkin sudah tangan ketiga atau keempat. Karena setiap pihak mengambil untung, harganya jadi mahal.
Sudah tiga tahun saya memilih berkurban dengan metode yang ditawarkan LAZISMU Grobogan: Bayar lunas 5 bulan sebelum Idul Adha. Dengan membayar lunas seharga kambing qurban jauh sebelum saat Idul Adha, peternak tidak perlu pusing mencari modal kerja.
Harga jual Rp2,5 juta per ekor tersebut cukup untuk membeli bibit, pakan, obat, ongkos perawatan dan keuntungan peternak.
Saya setuju dengan analogi LAZISMU Grobogan: Sama-sama berqurban dengan harga Rp2,5 juta, berqurban melalui LAZISMU Grobogan punya nilai lebih. Memang harus bayar lunas 5 bulan sebelum Idul Adha. Tetapi seluruh keuntungan dinikmati peternak Wedhus Lemu.
Terima kasih LAZISMU Grobogan. Matur nuwun sedulur tani Wedhus Lemu Desa Jatipohon. Insya Allah, tahun 2025, saya akan berqurban lagi melalui LAZISMU Grobogan.(*)