PSIKOLOGI KALAHNYA KEBENARAN

PSIKOLOGI KALAHNYA KEBENARAN

Oleh: Dr. Moeflich H. Hart

Kalau kebenaran selalu menang, hidup ini akan sepi, tak bergairah, tak ada lagi tantangan, tak akan ada lagi perjuangan, hidup akan kehilangan makna. Berakhirlah sejarah. Karena sejarah isinya adalah pertarungan abadi antara kebaikan dan keburukan, antara kebenaran dan kejahatan. 

Bila keburukan dan kejahatan banyak menangnya, suara-suara kebenaran akan terus bergeliat bergairah, menghidupkan jiwa-jiwa yang sadar, sabar dan tak mudah menyerah.

Bila kebenaran selalu menang, hidup akan monoton, tak bergairah, terjebak dalam ketenangan, terlena di zona nyaman dan kemakmuran, dekat dengan lupa diri dan menuju kemunduran. 

Tapi saat umat berada dalam kemunduran, optimisme hidup akan selalu tinggi karena perjuangan masih panjang dan kebenaran belum datang, masih terus diperjuangkan.

Kemenangan kebenaran dan kejahatan, selalu bergantian, dipergilirkan (nudawwiluha bainannās) agar manusia mengambil pelajaran. Merenung dan berpikir mencari sebab kekalahan, bersyukur dan tak lupa diri dalam kemenangan. 

Peperangan Nabi SAW saja ada kalahnya. Kalah dan menang, sukses dan gagal, tidak penting, yang penting adalah mengambil pelajaran, introspeksi dan memperbaikan diri. 

Dan dalam perjuangan, yang diharuskan bukan menang tapi kesungguhan, menghilangkan rasa takut dan usaha yang maksimal. Hasilnya, urusan Tuhan!!
Baca juga :