Oleh: T Gusmand
Nilai rupiah yang terus merosot akhir-akhir ini sudah sampai tahap menakutkan. Kondisinya kurang lebih sudah sama dengan krismon 98.
Kemaren kami mendapat pemberitahuan sebagai Pemenang Tender. Biasanya dapat order happy, sekarang malah bikin kecut. Kenapa? saat masukan proposal, USD masih di 15 ribuan. Sekarang sudah di 16.500 - 16.700. Sudah 10% lebih terdepresiasi. Padahal produknya masih impor dan harga sudah hancur-hancuran.
Sekarang margin keuntungan yang sudah tipis itu digerus lagi oleh rupiah yang merosot.
Merosotnya rupiah kali ini memang sangat mengejutkan, hanya dalam waktu beberapa minggu turun lebih 10%. Perusahaan yang kandungan impornya tinggi pasti akan terdampak. Dan kalau pelemahan rupiah ini berlangsung lama, yakinlah akan banyak perusahaan yang akan kolaps.
Mengurus negara tidak semudah mengurus toko mebel, mengurus anak serta menantu agar dapat jabatan. Tidak..!
Harus hati-hati. Salah ngomong sedikit saja fatal akibatnya. Apalagi kalau yang ngomong mencla mencle, ngomong kekiri, eh dia belok ke kanan.
Contohnya, kejatuhan rupiah kali ini dipicu oleh keresahan market akan kenaikan hutang sampai 50%. Market berasumsi proyek-proyek legacy seperti IKN, Makan siang gratis dll yang beranggaran jumbo akan membuat hutang negara makin meningkat.
Pasar bereaksi dengan keluar dari bursa, indeks saham jatuh cukup dalam, dan rupiah mengikuti.
Kalau rupiah udah jatuh begini, susah dan lama untuk kembali ke harga normal. Tidak akan bisa kalau hanya dengan ngeGas-gas, apalagi joget-joget.
(*)