Mengobral Anak Gadis

Mengobral Anak Gadis

Oleh: Kyai Abdul Wahab Ahmad

Orang tua ketika anak gadisnya dilamar oleh seorang pemuda secara intuisi pasti akan memasang mode waspada. Mereka akan bertanya tentang bagaimana latar belakang pemuda tersebut, anak siapa, dari daerah mana, sudah bekerja atau belum, kalau sudah bekerja berapa penghasilannya, pendidikannya bagaimana, dan seabrek pertanyaan kritis lainnya. Itu semua dilakukan sebab mereka amat menyayangi anak gadis mereka dan berusaha memastikan masa depan yang lebih baik baginya.

Namun semua kewaspadaan itu nyaris tidak berlaku bila konteksnya adalah pacaran. Banyak orang tua di zaman ini yang memaklumi bila anak gadisnya pacaran di sekolah. Tidak terlalu penting dengan siapa, yang penting tidak untuk dinikahi, sebab pacaran dianggap hanya "kebiasaan anak muda" yang harus dimaklumi di zaman ini. Putrinya diajak jalan-jalan berduaan saja boleh; dipegang-pegang dan dicium juga boleh selama tidak di depan mata orang tuanya; bahkan diapa-apain sebenarnya juga boleh dan dimaklumi asalkan tidak hamil. Mereka baru marah kalau anak gadisnya dihamili sehingga selama tidak hamil bisa dikata kalau anak gadisnya sebenarnya diobral gratis asalkan si gadis yang masih bodoh itu mau. 

Lucu memang, ketika ada yang datang membawa komitmen yang jelas dan cara yang terhormat, standar yang dipasang selangit. Namun ketika yang datang hanya ingin mencicipi anak gadisnya gratisan, justru diperbolehkan dan dianggap wajar. Ini ibarat penjual yang mematok dagangannya dengan harga mahal tetapi memperbolehkan siapa saja mencoba gratis selama yang dia mau asalkan tidak ada komitmen untuk membeli. 

Bagaimana kira-kira cara menyadarkan para orang tua sekarang ini bahwa pacaran sebenarnya adalah pelecehan? Apa karena ayah di zaman ini dulunya juga terbiasa melecehkan anak gadis orang sehingga memaklumi ketika tahu bahwa kemungkinan besar anak gadisnya diapa-apain pacarnya yang sekedar nyicipi itu? Apa karena ibu zaman sekarang terbiasa dicicipi gratisan di zaman dulu sehingga memaklumi anak gadisnya diperlakukan serupa? Apa karena alasan suka sama suka lalu tindakan yang sebenarnya pelecehan seksual dianggap wajar? Hai orang tua, itu anak gadis anda dicicipi gratisan loh!

Ah sudahlah jangan sok polos mengira pacaran zaman sekarang hanya kenalan atau ta'aruf. Kalau anak muda bertindak bodoh itu masih adanya wajarnya, tapi masak orang tuanya juga ikutan bodoh dengan membiarkan anaknya melakukan hal bodoh? Saya tidak bicara dosa sebab banyak orang di zaman ini berlagak seolah dirinya kebal dari api neraka, tapi saya bicara soal harga diri yang seharusnya dimiliki.

(fb)
Baca juga :